Hari ini, di tengah kenaikan moderat imbal hasil Treasury AS, yen Jepang tetap tertekan. Menurut data makroekonomi kemarin, ekonomi AS tetap tangguh, sementara inflasi melambat. Ini menunjukkan bahwa Federal Reserve akan bertindak hati-hati terkait pelonggaran kebijakan moneter tambahan. Akibatnya, permintaan dolar AS kembali meningkat, mendorong kenaikan moderat dalam imbal hasil Treasury dan mengurangi daya tarik yen dalam pasangan USD/JPY.
Namun, kekhawatiran atas rencana tarif impor oleh Presiden terpilih AS Donald Trump, spekulasi bahwa Bank of Japan mungkin akan menyesuaikan suku bunga dalam waktu dekat, dan risiko geopolitik yang berkelanjutan mencegah yen mengalami penurunan yang lebih signifikan. Selain itu, dengan data inflasi konsumen untuk Tokyo yang akan dirilis pada hari Jumat, para trader enggan membuka posisi baru.
Analisis Teknikal
Breakout ke bawah simple moving averages (SMA) 200 hari yang kritis kemarin dianggap sebagai sinyal bearish yang signifikan. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) pada grafik harian tetap berada di wilayah negatif, mendukung prospek berlajutnya penurunan USD/JPY. Namun, indikator teknis lainnya belum mengonfirmasi pandangan ini. Pemulihan moderat dari level retracement Fibonacci 38,2%, yang dihitung untuk rally antara September dan November, menunjukkan perlunya kehati-hatian.
Pemulihan ini kemungkinan akan tetap dibatasi pada level psikologis 152,00, yang bertepatan dengan SMA 200 hari. Jika harga spot menembus level ini, mereka dapat menargetkan level retracement Fibonacci 23,6%, diikuti oleh level psikologis berikutnya di 153,00 dan penghalang horizontal di 153,30.
Level Support
Di sisi lain, level support terdekat termasuk titik terendah kemarin, level Fibonacci 38,2%, dan level psikologis 150,00. Breakout berkelanjutan ke bawah level psikologis dapat terus melemahkan pasangan ini, mendorongnya menuju level psikologis 149,00 dan level retracement Fibonacci 50%.
