Pasar gas menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dan konsisten, hal ini tidak mengejutkan mengingat berbagai peristiwa terbaru.
Berdasarkan laporan terkini, setelah pemerintahan Biden yang akan segera berakhir memberlakukan beberapa sanksi terhadap Gazprom, Amerika Serikat, di bawah tekanan politik yang intens, memberikan izin untuk melanjutkan operasi dengan beberapa perusahaan Rusia, termasuk Gazprom Nelfproject, Rosnefteflot, Sovcomflot, dan Gazprom Neft. Keputusan ini diambil setelah proses negosiasi yang rumit serta manuver politik yang memperhatikan tidak hanya kepentingan dalam negeri AS tetapi juga kondisi ekonomi global. Kerja sama dengan perusahaan-perusahaan ini mungkin didorong oleh kebutuhan untuk mempertahankan pasokan energi dan stabilitas di pasar, terutama di tengah krisis dalam pengiriman sumber daya energi. Meskipun ada pembatasan sebelumnya, pemerintahan Biden perlu mempertimbangkan pandangan sekutu NATO dan negara-negara Eropa yang juga bergantung dari sumber energi Rusia. Hal ini menciptakan situasi paradoks di mana sanksi yang dimaksudkan untuk memberikan tekanan terhadap Rusia justru dapat merugikan kepentingan ekonomi negara-negara lain.
Di sisi lain, masa kepresidenan Donald Trump diprediksi akan membawa pencabutan pembatasan produksi minyak dan gas di Amerika. Menurut Wall Street Journal, Trump tengah merancang perintah eksekutif untuk mendorong penggunaan bahan bakar fosil dan membatalkan inisiatif pendahulunya yang mendukung kendaraan listrik.
Lebih lanjut, ada harapan bahwa Donald Trump akan mencabut pembatasan produksi minyak dan gas di AS pada awal masa kepresidenannya. Menurut Wall Street Journal, Trump tengah mempersiapkan perintah eksekutif untuk mendorong penggunaan bahan bakar fosil di negeri ini, serta membatalkan upaya pendahulunya dalam mempromosikan kendaraan listrik.
Mengenai Gazprom, anak perusahaannya mungkin akan menjadi pemenang seiring dengan upaya optimalisasi yang dilakukan perusahaan. Anak perusahaan ini kini diwajibkan untuk memberikan dukungan kepada perusahaan induk melalui pembagian dividen, mirip dengan struktur yang diterapkan oleh anak perusahaan Rosseti. Para trader perlu mencermati saham perusahaan gas regional, yang sebelumnya menempati posisi teratas dalam daftar saham dengan potensi pertumbuhan tertinggi.
Untuk Novatek, sebagai pemain utama lainnya, hasil produksi tahun 2024 menunjukkan peningkatan gas sebesar 2,1% menjadi 84,1 miliar meter kubik. Novatek juga mencatat peningkatan produksi hidrokarbon cair sebesar 11,5%, mencapai 13,8 juta ton untuk tahun 2024, seperti yang diumumkan oleh laporan perusahaan. Angka-angka ini menunjukkan bahwa Novatek terus mengembangkan kapasitas produksinya di tahun 2024, sehingga mampu memenuhi permintaan pasar energi global yang terus meningkat. Faktor pendorong utama pertumbuhan ini mencakup penerapan teknologi baru dan optimalisasi proses ekstraksi yang sedang berjalan. Perubahan ini tidak hanya membawa peningkatan kuantitatif tetapi juga kualitatif pada operasionalnya. Selain itu, penguatan posisinya di tingkat internasional menjadi kunci dalam meraih hasil ini. Peluncuran proyek baru dan penandatanganan kontrak jangka panjang dengan mitra asing telah memberikan dorongan tambahan untuk meningkatkan volume produksi. PNovatek juga menekankan pentingnya pembangunan berkelanjutan dan upaya perlindungan lingkungan, yang kini menjadi bagian integral dari strateginya. Perusahaan ini secara aktif berinvestasi dalam proyek yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari operasionalnya, sehingga menarik perhatian investor dan mitra internasional.
Dalam analisis teknikal terhadap Natural Gas (NG), diprediksi akan segera menembus level $4. 373. Jika level ini berhasil dilalui, maka kemungkinan akan menuju level sekitar $4. 810 yang tercatat di bulan April 2023. Target terjauh berada di area $5. 200. Namun, jika terjadi koreksi, level support pertama berada di sekitar $4. 062. Penurunan di bawah level ini dapat dengan cepat mendorong instrumen trading turun hingga ke $3. 734, dengan target terjauh sekitar $3. 422.