Laporan CPI yang diterbitkan pada hari Rabu menunjukkan perlambatan inflasi di AS. Semua komponen laporan berada di "zona merah", tidak mencapai nilai yang diperkirakan. Meskipun ini adalah sinyal fundamental yang penting, laporan ini agak ketinggalan zaman karena tidak memperhitungkan dampak dari perang dagang Trump.
Berdasarkan Angka
Berdasarkan data yang dirilis, Indeks Harga Konsumen (CPI) keseluruhan pada bulan Februari turun menjadi 0,2%, dibandingkan dengan prediksi 0,3%. Indeks ini telah mengalami tren naik selama tiga bulan sebelumnya (dari November hingga Januari) tetapi kehilangan momentum pada bulan Februari. Dalam skala tahunan, CPI keseluruhan terus meningkat selama empat bulan berturut-turut (dari Oktober hingga Januari), mencapai 3,0%—level tertinggi sejak Januari 2024. Para analis memperkirakannya akan melambat menjadi 2,9% pada bulan Februari, tetapi angka aktualnya lebih rendah, yaitu 2,8%.

Indeks Harga Konsumen (CPI) inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, menunjukkan pola serupa. Dalam skala bulanan, CPI inti turun menjadi 0,2% pada Februari (setelah naik menjadi 0,4% pada Januari dan diperkirakan turun menjadi 0,3%). Daam skala tahunan, CPI inti naik menjadi 3,3% pada Januari, tetapi turun menjadi 3,1% pada Februari (prediksi: 3,2%), menandai level terendah sejak Mei 2021.
Struktur laporan menunjukkan bahwa harga energi di AS menurun sebesar 0,2% year-over-year pada Februari setelah meningkat dengan signifikan sebesar 1,0% pada Januari. Harga bensin turun 3,1% (dibandingkan dengan penurunan 0,2% pada bulan sebelumnya). Harga mobil baru turun 0,3%, sementara mobil bekas sedikit meningkat sebesar 0,8%. Pertumbuhan harga layanan transportasi melambat dari 8,0% menjadi 6,0%, sedangkan harga makanan sedikit naik dari 2,5% menjadi 2,6%.
Apa yang Ditunjukkan Laporan Ini?
Setelah laporan dirilis, EUR/USD awalnya turun beberapa puluh pip ke 1,0876. Namun, dalam beberapa jam, pasangan ini kembali ke level 1,09 dan memperbarui level tertinggi intraday-nya.
Apa yang diisyaratkan oleh laporan ini? Utamanya, ini menunjukkan bahwa inflasi AS sudah mulai melambat sebelum tarif impor baru yang diperkenalkan oleh Donald Trump berlaku pada bulan Maret. Menurut para analis yang disurvei oleh Reuters, perlambatan inflasi Februari kemungkinan bersifat sementara. Banyak yang memperkirakan pertumbuhan harga akan meningkat pada bulan Maret dan seterusnya karena kebijakan tarif impor agresif AS.
Meskipun Federal Reserve mungkin secara resmi mengakui kemajuan dalam menangani inflasi, dua poin penting harus dipertimbangkan: Pertama, data dari satu bulan tidak menetapkan tren, menunjukkan bahwa terlalu dini untuk menyatakan penurunan inflasi yang konsisten. Kedua, efek dari perang dagang Trump belum sepenuhnya terwujud. Misalnya, laporan ekspektasi inflasi AS dari University of Michigan menunjukkan bahwa ekspektasi inflasi jangka panjang telah melonjak ke level tertinggi dalam hampir 30 tahun. Warga negara Amerika yang disurvei memperkirakan kenaikan harga sebesar 3,5% per tahun selama 5–10 tahun ke depan—angka tertinggi sejak 1995.
Dengan kata lain, "bendera merah" dalam laporan CPI Februari belum mengurangi risiko stagflasi, karena Gedung Putih baru mulai menerapkan langkah-langkah tarif impornya pada bulan Maret. AS menaikkan tarif impor barang-barang Tiongkok menjadi 20% dan meningkatkan tarif impor dari Kanada dan Meksiko menjadi 25% (meskipun beberapa tarif ini kemudian dicabut).
Ini menjelaskan reaksi pasar yang relatif tenang terhadap laporan tersebut. Meskipun signifikan, laporan ini tidak langsung memengaruhi sentimen pasar. Jika data CPI Maret terus turun, dan indikator ekonomi utama (Indeks Manufaktur ISM, produksi industri, penjualan ritel, kepercayaan konsumen, dan nonfarm payrolls) dirilis dengan angka yang kuat, risiko stagflasi akan berkurang, dan dolar akan menguat. Namun, dolar akan tetap berada di bawah tekanan berat jika inflasi meningkat sementara pertumbuhan ekonomi melambat.
Prospek EUR/USD
Terlepas dari perlambatan CPI Februari, pasangan EUR/USD menunjukkan potensi untuk terus tumbuh. Indikator-indikator teknikal mendukung prospek ini: pada grafik harian, harga berada di antara Bollinger Bands tengah dan atas, dan tetap di atas semua garis indikator Ichimoku, yang telah membentuk sinyal "Parade of Lines" bullish.
Target pertama untuk pergerakan naik terletak di 1,0950, yang sejajar dengan Bollinger Band atas pada timeframe harian dan batas atas Kumo cloud pada timeframe mingguan. Breakout ke atas level resistance ini akan memungkinkan pembeli mendorong harga menuju level 1,10.