Harga spot untuk pasangan AUD/USD tetap berada dalam rentang yang sudah dikenal selama sebulan terakhir, karena para trader menunggu katalis baru sebelum berkomitmen pada pergerakan arah berikutnya. Sementara itu, data makroekonomi dari Tiongkok menunjukkan gambaran yang beragam, mempengaruhi sentimen pasar.
Menurut Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok, penjualan ritel pada bulan April naik sebesar 5,1% secara tahunan, meleset dari prediksi 5,5%. Produksi industri meningkat sebesar 6,1%, melebihi ekspektasi 5,5%, tetapi melambat dari kenaikan sebelumnya sebesar 7,7%. Investasi aset tetap juga tidak memenuhi harapan, naik sebesar 4,0% secara tahunan.
Respons pasar langsung terhadap data ini terbatas, karena para tradder fokus pada keputusan kebijakan Reserve Bank of Australia (RBA) yang akan datang pada hari Selasa. Bank sentral Australia diprediksi akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin dan mungkin akan menurunkan biaya pinjaman lagi akhir tahun ini, yang dapat membebani dolar Australia. Namun, penurunan ketegangan dalam perang dagang AS-Tiongkok baru-baru ini telah meredam ekspektasi untuk pelonggaran moneter yang lebih agresif.
Prospek kebijakan RBA kemungkinan akan menentukan langkah selanjutnya dari pergerakan pasangan AUD/USD. Dengan sentimen risiko global yang masih tertekan setelah penurunan peringkat kredit pemerintah AS, minat investor terhadap aset berisiko tetap rendah. Di sisi lain, ekspektasi pemotongan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve dapat mendukung dolar Australia, sehingga perlu berhati-hati bagi para penjual.
Prospek Teknis: Dari sisi teknis, osilator pada grafik harian tetap berada di wilayah positif, memperkuat nada bullish pasangan ini. Resistensi terdekat berada di Simple Moving Average (SMA) periode 200, sementara dukungan terlihat pada level psikologis kunci 0.6400.
