Ekonomi yang kuat berarti mata uang yang kuat. Pada awal Juni, ekonomi AS mulai terlihat kuat kembali. Para pelaku pasar EUR/USD mengantisipasi koreksi dalam tren naik saat ini, yang dipicu oleh optimisme moderat dalam data pasar tenaga kerja bulan Mei. Namun, pergeseran ini dimulai lebih awal—ketika Donald Trump merasa khawatir—bukan karena kejatuhan pasar saham, tetapi karena bagaimana kebijakannya mempengaruhi PDB AS.
Untuk memastikan musim panas yang sukses, Gedung Putih merevisi beberapa rencana. Penyimpangan pertama terjadi pada bulan April ketika tarif rata-rata turun dari sekitar 20–25% menjadi 10–20%. Hal ini berdampak positif pada prospek dan memberi sinyal kepada pasar bahwa kemungkinan terburuk telah berlalu.
Logikanya sederhana: kenaikan tarif impor sebesar 15 poin persentase akan mempercepat inflasi dan mengurangi pertumbuhan PDB riil sebesar 1,5 poin persentase, mengingat impor menyumbang sekitar 10% dari ekonomi AS. Semakin rendah tarif, semakin baik. Namun, pengalaman Tiongkok menimbulkan keraguan terhadap optimisme ini.
Dinamika Ekspor Tiongkok ke AS dan Negara Lain
Meski ada kesepakatan pada bulan Mei untuk mengurangi tarif AS dari 145% menjadi 30%—menurut Bloomberg—ekspor Tiongkok ke AS turun sebesar 34,4%. Ini menandai penurunan paling tajam sejak Februari 2020. Beijing kini mencoba mengalihkan pengirimannya ke AS melalui negara-negara lain. Ekspor melalui negara-negara ini meningkat sebesar 11%, termasuk peningkatan 22% melalui Vietnam. Namun, skema pengalihan ini menimbulkan kekhawatiran tentang neraca perdagangan Vietnam dengan AS, yang kini terlihat sangat tidak seimbang.
Perkembangan positif kedua dari Gedung Putih, dalam hal mendukung ekonomi AS, adalah mundurnya dari gagasan konsolidasi fiskal. Alih-alih memotong pengeluaran anggaran seperti yang dijanjikan sebelumnya, pemerintahan ini justru meningkatkannya. Paket pengeluaran ini bisa menelan biaya triliunan dolar dan memperlebar defisit anggaran. Namun, pasar lebih khawatir tentang AS yang memotong pengeluaran dan beralih ke penghematan daripada pengeluaran fiskal yang berlebihan. Seperti yang dikatakan Menteri Keuangan Scott Bessent, tidak akan ada gagal bayar.
Saya percaya pasar terlalu terbawa dengan gagasan bahwa yang terburuk telah berlalu. Pada kenyataannya, tarif bisa naik lagi. Selain itu, memburuknya hubungan dengan mantan sekutu membuat Washington kehilangan pembeli obligasi Treasury yang biasanya. Pada saat yang sama, kepercayaan terhadap segala sesuatu di Amerika semakin terkikis. Dikombinasikan dengan ketidakpastian yang terus berlanjut mengenai kebijakan ekonomi Gedung Putih, hal ini mendukung keberlanjutan tren naik EUR/USD.
Gambaran Teknis
Pada grafik harian pasangan mata uang utama, para bull gagal mendorong harga di atas batas atas rentang nilai wajar (1.1210–1.1440). Kegagalan ini menandakan kelemahan pembeli dan membenarkan pertimbangan penjualan EUR/USD jangka pendek jika dukungan di 1.1385 ditembus.
