Euro mengalami pemulihan ringan setelah Presiden Bank Sentral Eropa (ECB), Christine Lagarde, menyatakan bahwa perluasan perdagangan di dalam kawasan dapat membantu mengimbangi kerugian akibat fragmentasi global.
Pernyataannya yang optimis disampaikan di tengah kekhawatiran yang meningkat mengenai dampak risiko geopolitik terhadap ekonomi Eropa, yang sudah mulai menunjukkan tanda-tanda perlambatan. Pernyataan Lagarde disambut baik oleh investor karena dianggap sebagai sinyal bahwa ECB tidak berniat mengambil sikap terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga, yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi lebih lanjut.
Namun, penguatan euro tetap terbatas karena banyak trader masih bersikap hati-hati menghadapi tantangan yang sedang berlangsung — mulai dari ketegangan di Timur Tengah hingga tarif perdagangan yang diberlakukan oleh Trump. Dalam beberapa bulan mendatang, faktor kunci bagi euro adalah kemampuan negara-negara Eropa untuk beradaptasi dengan kondisi baru perdagangan global dan menemukan pasar ekspor baru. Keberhasilan implementasi reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas juga akan sangat krusial.
"Dengan memperdalam hubungan ekonomi — menghubungkan perekonomian negara-negara tetangga lebih erat — kita dapat mengurangi ketergantungan terhadap guncangan eksternal," kata Lagarde dalam pidatonya. "Pertumbuhan perdagangan di dalam kawasan kita dapat membantu menutupi kerugian di pasar global."
Perlu diingat bahwa setelah langkah kebijakan terbaru yang dilakukan awal bulan ini, para pejabat ECB mengindikasikan preferensi untuk melakukan jeda sementara — sebagian besar untuk mengevaluasi dampak tarif AS, yang masih bisa berubah tergantung hasil negosiasi dengan Uni Eropa.
Namun, sikap wait-and-see ini bukan berarti menolak untuk bertindak lebih lanjut. Sebaliknya, hal ini mencerminkan kehati-hatian akibat kompleksitas situasi geopolitik saat ini dan perlunya mengevaluasi secara cermat konsekuensi dari setiap langkah. Penting untuk dipahami bahwa kebijakan perdagangan bukan permainan satu arah. Keputusan dari satu pihak pasti akan memicu reaksi dari pihak lain, dan pada akhirnya semua pihak akan terkena dampaknya. Dalam konteks ini, dialog konstruktif antara AS dan Uni Eropa menjadi sangat penting. Keberhasilan negosiasi yang bertujuan mengurangi hambatan perdagangan tidak hanya akan menstabilkan pasar global, tetapi juga menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, mengandalkan upaya diplomatik saja akan menjadi hal yang naif. Diperlukan juga pengembangan skenario alternatif yang mempertimbangkan konsekuensi negatif jika negosiasi gagal. Ini termasuk diversifikasi mitra dagang, penguatan pasar internal, dan mendorong inovasi untuk meningkatkan daya saing produsen dalam negeri. Hanya pendekatan menyeluruh yang memadukan diplomasi dengan fleksibilitas ekonomi yang akan memungkinkan Uni Eropa menghadapi tantangan ini secara efektif.
Sebagai gambaran teknikal dari EUR/USD saat ini, para pembeli euro saat ini perlu menembus level 1,1537. Hanya setelah itu pasangan ini bisa menargetkan pengujian level 1,1579. Jika berhasil, kenaikan dapat berlanjut hingga 1,1628, meskipun hal tersebut cukup sulit terjadi tanpa dukungan dari pemain besar. Target paling jauh adalah level tertinggi di 1,1670. Jika terjadi penurunan, saya memperkirakan aktivitas buyer yang signifikan akan muncul di dekat level 1,1495. Jika tidak ada buyer di level tersebut, sebaiknya menunggu pengujian ke level 1,1450 atau mempertimbangkan membuka posisi long dari 1,1410.
Sebagai gambaran teknikal dari GBP/USD saat ini, para pembeli pound perlu merebut kembali resistance terdekat di 1,3425. Hanya ini yang akan membuka peluang pergerakan ke 1,3445, yang merupakan level yang cukup sulit untuk ditembus lebih lanjut. Target paling jauh berada di 1,3475. Jika pasangan mengalami penurunan, bear akan mencoba menguasai di 1,3385. Jika berhasil, penembusan di bawah area ini akan menjadi pukulan besar bagi bulls dan mendorong GBP/USD turun ke level terendah 1,3360, dengan potensi penurunan lanjutan ke 1,3335.