Pasangan mata uang NZD/USD pulih setelah memantul dari level 0,6030, yang menandai titik terendah mingguan, dan mencoba mendapatkan momentum positif lebih lanjut. Ini menunjukkan adanya jeda dalam tren menurun selama dua hari di tengah pelemahan moderat dolar AS.
Para investor telah mengurangi ekspektasi terhadap penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan Juli setelah rilis laporan Nonfarm Payrolls (NFP) AS yang lebih kuat daripada ekspektasi pada hari Kamis. Namun, reaksi awal pasar tidak berlangsung lama karena kekhawatiran bahwa undang-undang pajak dan anggaran Presiden Donald Trump dapat memperburuk kondisi utang AS dalam jangka panjang. Kekhawatiran ini membebani sentimen bullish terhadap dolar AS, menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi kenaikan mata uang Selandia Baru.
Selain itu, nada pasar yang secara umum positif mengurangi daya tarik dolar sebagai aset safe haven, sehingga mendukung aset yang sensitif terhadap risiko, termasuk dolar Selandia Baru. Akibatnya, pasangan NZD/USD berada di jalur untuk kenaikan mingguan kedua berturut-turut, meskipun ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan pemerintahan Trump dapat membatasi kenaikan lebih lanjut. Volume perdagangan yang ringan menjelang liburan AS juga berkontribusi pada kehati-hatian para investor dan menahan pergerakan pasar yang agresif.
Para pelaku pasar kini fokus pada data inflasi yang akan datang dari Tiongkok dan pertemuan Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) pada hari Rabu mendatang, yang keduanya dapat berdampak signifikan pada dolar Selandia Baru dan menentukan arah selanjutnya untuk NZD/USD. Meskipun demikian, faktor fundamental saat ini mendukung kelanjutan pelemahan dolar AS, menunjukkan bahwa tren naik untuk pasangan mata uang ini kemungkinan akan berlanjut.
Dari perspektif teknikal, osilator pada grafik harian tetap berada di wilayah positif, menunjukkan bahwa jalur dengan hambatan paling sedikit untuk pasangan ini tetap ke arah atas.
