Secara alami, Trump segera membutuhkan "kambing hitam" untuk mengalihkan semua kesalahan. Orang yang menjadi korban adalah, "anehnya," kepala Biro Statistik Tenaga Kerja, Erica McEntarfer. Ia langsung diberhentikan. Tentu saja, Biro tersebut mengeluarkan penjelasan resmi mengapa data untuk dua bulan sebelumnya ternyata sangat terdistorsi. Namun, pada saat itu, tidak ada yang terlalu tertarik dengan pembenaran tersebut.
Tapi bukan hanya laporan Nonfarm Payrolls. Biro juga merevisi laporan pengangguran bulan Juni — sekarang menunjukkan 4,1%. Akibatnya, angka bulan Juli naik menjadi 4,2%, meskipun ekspektasi awal menunjukkan tingkat tersebut tetap tidak berubah. Namun pada bulan Juli, indikator ini juga memburuk. "Pelengkapnya" adalah laporan ISM Manufacturing, yang, bertentangan dengan perkiraan, turun dari 49 poin menjadi 48.
Jadi, apa kesimpulannya? Setelah laporan ADP, JOLTS, dan GDP yang kuat, bersama dengan beberapa kesepakatan perdagangan yang menguntungkan, pelaku pasar menemukan bahwa ekonomi AS tumbuh semata-mata karena penurunan impor, aktivitas bisnis menurun, penciptaan lapangan kerja menyusut, dan tingkat pengangguran meningkat. Sementara itu, anggaran AS dipenuhi dengan uang tunai. Namun, apa gunanya uang itu ketika inflasi juga meningkat dalam beberapa bulan terakhir?
Namun Donald Trump memutuskan untuk tidak berhenti di situ. Minggu lalu, dia merilis daftar 60 negara yang dikenakan tarif baru. Selain itu, bea impor tembaga dinaikkan, dan tarif khusus dikenakan pada Brasil. "Pelengkap" lainnya datang dalam bentuk ancaman nuklir yang ditujukan kepada Federasi Rusia. Trump bertekad untuk mengakhiri perang di Ukraina dan, untuk kira-kira kelima kalinya, telah menetapkan "batas waktu akhir" di mana Rusia harus menghentikan permusuhan dan duduk untuk bernegosiasi dengan Ukraina. Namun, Moskow tidak merespons dengan baik terhadap ultimatum.
Pihak berwenang Rusia mengatakan mereka tidak menentang pembicaraan damai, tetapi tidak mengerti mengapa AS ikut campur dalam proses tersebut dan memberlakukan tenggat waktu serta kondisi yang tidak jelas. Seperti yang kita lihat, ada banjir berita, dan jika kita menganalisisnya dengan cermat, dolar AS sekali lagi mendapati dirinya tidak memperoleh apapun.
Pola Gelombang untuk EUR/USD:
Berdasarkan analisis saya, EUR/USD terus membentuk segmen tren naik. Struktur gelombang masih sepenuhnya bergantung pada perkembangan berita terkait keputusan Trump dan kebijakan luar negeri AS. Target dari segmen tren ini bisa mencapai area 1,25. Oleh karena itu, saya terus mempertimbangkan untuk membeli, dengan target di sekitar 1,1875 (yang sesuai dengan level Fibonacci 161,8%) dan lebih jauh lagi. Diduga, Gelombang 4 telah selesai. Oleh karena itu, ini adalah waktu yang baik untuk membeli.
Pola Gelombang untuk GBP/USD:
Pola gelombang GBP/USD tetap tidak berubah. Kami sedang berhadapan dengan segmen tren naik yang impulsif. Di bawah Trump, pasar bisa menghadapi lebih banyak kejutan dan pembalikan yang dapat secara signifikan memengaruhi struktur gelombang, tetapi untuk saat ini, skenario utama tetap utuh. Target dari segmen tren naik ini sekarang terletak di dekat angka 1,4017. Saat ini saya berasumsi bahwa Gelombang korektif 4 telah selesai. Oleh karena itu, saya mengharapkan pembentukan gelombang naik untuk dilanjutkan dan sedang mempertimbangkan posisi beli.
Prinsip Analisis Utama Saya:
- Struktur gelombang harus sederhana dan jelas. Struktur yang kompleks sulit untuk diperdagangkan dan sering kali mengalami perubahan.
- Jika Anda tidak yakin dengan apa yang terjadi di pasar, lebih baik untuk tidak terlibat.
- Anda tidak pernah bisa memiliki kepastian 100% tentang arah pasar. Jangan lupa perintah Stop Loss pelindung.
- Analisis gelombang dapat digabungkan dengan jenis analisis dan strategi trading lainnya.
