PDB riil Jepang tumbuh sebesar 0,3% quarter-on-quarter (1,0% y/y) pada kuartal kedua tahun 2025, melebihi prediksi pasar Bloomberg (+0,1% q/q, +0,4% y/y). Ini menandai pertumbuhan selama lima kuartal berturut-turut, dengan revisi naik pada angka kuartal pertama, dari negatif menjadi positif. Komponen utama permintaan domestik, seperti konsumsi swasta dan investasi swasta, memberikan kontribusi signifikan.
Ekspor juga meningkat, dan meskipun prospek keseluruhan tetap negatif dan ekonomi Jepang telah memasuki fase perlambatan, untuk saat ini tidak ada alasan besar untuk khawatir. Pengaruh faktor-faktor yang dapat mencegah Bank of Japan menaikkan suku bunga (dan dengan demikian mendukung yen) telah melemah.
Perlu juga diingat bahwa upah naik sebesar 0,6% dalam istilah riil, menunjukkan peningkatan pendapatan rumah tangga. Deflator PDB, yang mencerminkan tekanan inflasi, sedikit menurun, tetapi tetap kuat.
Setelah rilis tersebut, indeks Nikkei 225 melonjak 729 poin pada hari itu, menetapkan penutupan tertinggi baru. Imbal hasil obligasi pemerintah juga naik seiring dengan meningkatnya ekspektasi terhadap kelanjutan kenaikan suku bunga oleh Bank of Japan.
Namun, apa yang positif bagi pasar mungkin terlihat berbeda jika dilihat dari perspektif tujuan kebijakan BoJ. BoJ telah meninjau laporan bank regional, yang menunjukkan bahwa tarif lebih tinggi yang diberlakukan oleh pemerintahan Trump belum berdampak negatif yang signifikan pada indikator makroekonomi. Secara keseluruhan, ini menunjukkan bahwa selama ekonomi tetap dalam parameter yang dapat diterima, BoJ mungkin berusaha untuk tidak terburu-buru dalam normalisasi suku bunga selanjutnya, dan memilih untuk mempertahankan jeda.
Kemungkinan besar, BoJ akan menunggu hingga ekonomi mulai merespons kebijakan tarif baru AS. Karena hal itu belum terjadi, prospek suku bunga tetap terbuka. Ini mungkin alasan mengapa yen tidak menunjukkan reaksi terhadap laporan PDB.
Posisi bersih long pada yen kembali menyusut, berkurang sebesar 667 juta selama minggu pelaporan menjadi 6,277 miliar. Pergeseran posisi ke arah sisi bearish telah berlanjut sejak Mei, tetapi bias long yang terakumulasi masih signifikan. Harga yang diperkirakan telah kehilangan semua momentum.
Pada minggu lalu, kami memperkirakan yen akan melemah akibat berkurangnya ketegangan geopolitik, tetapi pasar bereaksi dengan tenang dan acuh tak acuh. Yen diperdagangkan dalam kisaran sempit, dan saat ini tidak ada tanda-tanda pergerakan ke arah mana pun. Secara teknikal, transaksi dalam kisaran ini bisa bertahan untuk beberapa waktu, setidaknya hingga pertemuan FOMC bulan September. Yen didukung di sisi bawah oleh zona 145,50/70 dan dibatasi di sisi atas pada 149,10/40. Untuk saat ini, masih belum jelas apa yang dapat mendorong terbentuknya breakout kisaran ini pada bulan depan.
