Dolar AS terus dengan cepat mengalami penurunan nilai dibandingkan aset berisiko pada awal minggu ini, dengan alasan konkret untuk penurunan tersebut. Kemungkinan terjadinya penutupan pemerintah semakin meningkat setelah pertemuan antara Demokrat, Republik, dan Trump kemarin. Para pelaku pasar khawatir bahwa ketidakpastian politik dapat mempengaruhi perekonomian AS dan beralih pada aset yang dianggap lebih aman, yang menekan nilai dolar. Keadaan ini semakin diperburuk dengan semakin dekatnya batas waktu untuk mengesahkan anggaran tahun fiskal yang baru. Jika Kongres tidak dapat mencapai kesepakatan, lembaga pemerintah akan dipaksa untuk menghentikan operasional mereka. Hal ini dapat menyebabkan pengurangan layanan publik, pelambatan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatnya ketidakstabilan di pasar keuangan. Penutupan yang berkepanjangan dapat berdampak serius pada dolar, karena hal itu akan merusak kepercayaan terhadap ekonomi AS dan meningkatkan risiko penurunan peringkat kredit negara tersebut.
Mengenai statistik, rilis yang dijadwalkan hari ini meliputi perubahan angka pengangguran di Jerman, tingkat pengangguran, penjualan ritel, serta indeks harga konsumen. Pidato Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde juga diprediksi akan menarik perhatian banyak orang. Para trader sangat mengamati data terkait pasar tenaga kerja Jerman. Setiap perbedaan dari yang diharapkan dapat memicu pergerakan pasar yang besar, yang berpengaruh terutama terhadap euro. Penurunan angka pengangguran dan kestabilan dalam tingkat pengangguran akan menunjukkan kekuatan ekonomi serta mendukung mata uang tunggal tersebut. Untuk penjualan ritel, yang menjadi perhatian adalah momentum: adanya peningkatan menandakan kepercayaan konsumen dan situasi ekonomi yang sehat. Inflasi, yang diukur melalui indeks harga konsumen, juga merupakan indikator penting yang diperhatikan oleh ECB. Peningkatan inflasi dapat mendorong ECB untuk menerapkan kebijakan moneter yang lebih ketat, yang pada gilirannya dapat memperkuat euro.
Di Inggris, perhatian hari ini tertuju pada data PDB Q2 yang lemah, serta pidato dari anggota MPC, Catherine L. Mann. Para pelaku pasar dengan seksama memperhatikan indikator ekonomi Inggris yang dapat berdampak signifikan pada pound. Pemulihan PDB yang diperkirakan buruk, bersamaan dengan defisit neraca berjalan yang diantisipasi negatif, akan memberikan tekanan pada mata uang Inggris.
Jika data sesuai dengan perkiraan ekonom, lebih disukai untuk menggunakan strategi Mean Reversion. Jika data jauh lebih tinggi atau lebih rendah dari yang diharapkan, strategi Momentum akan lebih efektif.
Strategi Momentum (Breakout):
EUR/USD
Pembelian pada breakout di atas 1.1750 dapat mengarah pada pertumbuhan menuju 1.1785 dan 1.1800.
Penjualan pada breakout di bawah 1.1725 dapat mengarah pada penurunan menuju 1.1700 dan 1.1670.
GBP/USD
Pembelian pada breakout di atas 1.3450 dapat mengarah pada pertumbuhan menuju 1.3470 dan 1.3499.
Penjualan pada breakout di bawah 1.3430 dapat mengarah pada penurunan menuju 1.3405 dan 1.3370.
USD/JPY
Pembelian pada breakout di atas 148.30 dapat mengarah pada pertumbuhan menuju 148.66 dan 149.00.
Penjualan pada breakout di bawah 148.15 dapat memicu penurunan menuju 147.60 dan 147.30.
Strategi Mean Reversion (Pullbacks):

EUR/USD
Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 1.1745 dengan kembali ke bawah level ini.
Cari peluang beli setelah terjadi breakout gagal di bawah 1.1711 dengan kembali ke atas level ini.

GBP/USD
Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 1.3451 dengan kembali di bawah level ini.
Cari peluang beli setelah terjadi breakout gagal di bawah 1.3416 dengan kembali di atas level ini.

AUD/USD
Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 0.6622 dengan kembali di bawah level ini.
Cari peluang beli setelah terjadi breakout gagal di bawah 0.6585 dengan kembali di atas level ini.

USD/CAD
Cari peluang jual setelah penembusan gagal di atas 1.3925 dengan kembali di bawah level ini.
Cari peluang beli setelah penembusan gagal di bawah 1.3907 dengan kembali di atas level ini.