Estimasi kedua dari PDB Inggris mengonfirmasi pertumbuhan 0,3% untuk kuartal kedua, tetapi komposisi pertumbuhan mengungkapkan tren yang mengkhawatirkan—pengeluaran konsumen yang stagnan diimbangi oleh peningkatan pengeluaran pemerintah dan defisit transaksi berjalan yang semakin melebar. Harapan untuk percepatan pertumbuhan PDB di kuartal ketiga tetap rendah, karena indeks PMI komposit turun pada bulan September ke titik terendah dalam empat bulan sebesar 51 poin. PMI manufaktur mencapai titik terendah dalam lima bulan dan tetap berada di wilayah kontraksi.
Masalah struktural semakin berkembang dalam perekonomian Inggris dan berdampak pada ketahanannya. Pinjaman publik pada bulan Agustus jauh lebih tinggi dari estimasi, dengan defisit anggaran meningkat menjadi £18 miliar—angka tertinggi dalam lima tahun terakhir. Dalam waktu hanya lima bulan pada tahun fiskal ini, defisit telah mencapai £83,8 miliar, angka terburuk kedua sejak 1993. Menurut pernyataan Mel Stride, juru bicara oposisi, "Kanselir telah kehilangan kontrol atas keuangan publik. "
Ini adalah isu mendasar, dan penyelesaiannya tidaklah mudah. Rasio utang terhadap PDB terus meningkat, dan yang lebih penting daripada rasio absolut—sekarang mencapai 100%—adalah selisih antara suku bunga efektif utang pemerintah dan pertumbuhan PDB nominal. Jika suku bunga lebih tinggi, pemerintah harus menghasilkan surplus primer; jika tidak, utang akan tumbuh dengan cepat. Saat ini, suku bunga efektif utang pemerintah di Inggris, saat mempertimbangkan rata-rata jatuh tempo obligasi pemerintah, mendekati 4%, sementara tingkat pertumbuhan PDB nominal sekitar 5% per tahun. Namun, apabila inflasi turun menuju target 2% Bank of England, pertumbuhan PDB nominal akan turun menjadi sekitar 3,0–3,5%. Untuk menjaga stabilitas utang, diperlukan surplus primer sekitar 1,0–1,5%. Jika tidak tercapai, utang bisa meningkat dan akhirnya membahayakan stabilitas keuangan keseluruhan.
Namun, surplus tidak ada—dan dalam situasi saat ini, hampir tidak mungkin ada. Total defisit anggaran di Inggris mencapai sekitar 5% dari PDB, dengan defisit primer sekitar 2%. Hal ini menunjukkan bahwa sisi pendapatan memerlukan dorongan yang signifikan, yang coba dilakukan pemerintah melalui reformasi perpajakan. Sementara itu, Bank of England juga perlu menurunkan suku bunga untuk mengurangi biaya peminjaman yang efektif.
Oleh karena itu, terlihat jelas bahwa Bank harus menjaga sikap dovish—meskipun di tengah inflasi yang terus meningkat. Meskipun lonjakan inflasi secara resmi dianggap "sementara," pasar lebih memperhatikan isu jangka panjang yang lebih signifikan dibandingkan inflasi itu sendiri.
Dalam keadaan ini, pound tidak mungkin tetap kuat. Mata uang yang kuat merugikan pendapatan anggaran dan memperburuk defisit.
Posisi spekulatif terhadap pound telah berubah dari sedikit bearish menjadi netral. Posisi short bersih telah berkurang sebesar £0,4 miliar selama minggu pelaporan, kini berada pada -£166 juta yang marginal. Nilai wajar yang dihitung tetap lebih tinggi dari rata-rata jangka panjang, tetapi kini telah mengalami penurunan.
Minggu lalu, kami berasumsi bahwa pound akan mempertahankan nada bullish dan, setelah koreksi, akan mencoba menantang resistensi di 1.3787. Namun, skenario ini sekarang tampaknya tidak mungkin terjadi. Pasar telah bergeser ke dalam rentang sideways. Dukungan terlihat di 1.3320/30; jika level ini gagal bertahan, tekanan bearish bisa meningkat. Di sisi atas, pound dibatasi di dekat 1.3725, tetapi peluang untuk kembali ke level tersebut saat ini tampak tipis.
