Hari ini, pasangan NZD/USD menarik pembeli baru. Dolar AS mencoba memperpanjang pemulihannya dari level terendah mingguan yang dicapai sehari sebelumnya, yang menjadi faktor utama yang membatasi kenaikan pasangan ini. Namun, upaya pemulihan tersebut tidak berhasil. Selain itu, meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) menahan para trader untuk secara aktif membeli dolar Selandia Baru. Dalam konteks ini, sebaiknya berhati-hati sebelum mengandalkan pemulihan berkelanjutan pasangan ini, yang dimulai dari level 0,5750, level terendah September, yang juga terlihat kembali pada bulan April.Namun, dolar AS saat ini tampaknya tidak mungkin menguat dengan signifikan akibat prediksi dua kali penurunan suku bunga oleh Federal Reserve sebelum akhir tahun. Tekanan tambahan datang dari prospek shutdown berkepanjangan pemerintah AS, yang dapat berdampak negatif pada kinerja ekonomi dan membatasi pertumbuhan dolar. Menteri Keuangan AS Scott Bessent telah memperingatkan potensi konsekuensi serius dari shutdown tersebut terhadap PDB, pertumbuhan ekonomi, dan pasar tenaga kerja.
Sementara itu, selera risiko yang berlaku dan optimisme di pasar ekuitas global mengurangi daya tarik dolar AS sebagai mata uang safe-haven di kawasan Pasifik, yang mendukung dolar Selandia Baru yang sensitif terhadap risiko. Akibatnya, pasangan NZD/USD menunjukkan potensi pertumbuhan untuk pertama kalinya dalam tiga minggu, meskipun latar belakang fundamental yang tidak stabil masih menyisakan ruang untuk kehati-hatian dalam mengantisipasi pergerakan naik lebih lanjut.
Dari perspektif teknikal, osilator pada grafik harian tetap negatif, dan pasangan ini belum menembus resistance pada SMA 200 hari, yang saat ini berada di 0,5845. Ini menunjukkan bahwa tren naik global yang berkelanjutan belum mungkin terbentuk.