Pasar saham terus menanjak meskipun dibayangi berbagai kekhawatiran. Fundamental yang dinilai terlalu tinggi, tarif perdagangan, dan penutupan pemerintah — semua ini biasanya menimbulkan masalah bagi S&P 500. Namun, indeks saham AS secara umum terus "menemukan sisi baik dalam sisi buruk." Kini, indeks ini telah mencapai rekor tertinggi ke-32 sepanjang masa tahun ini, didorong oleh optimisme dalam kecerdasan buatan (AI) dan ekspektasi menjelang musim laporan keuangan perusahaan mendatang. Pernyataan Presiden AS mengenai negosiasi dengan Partai Demokrat juga turut berkontribusi pada reli ini.
Prospek Pendapatan Perusahaan S&P 500
Menurut analis Bloomberg, pendapatan perusahaan-perusahaan S&P 500 diperkirakan tumbuh sebesar 7,2% pada kuartal Juli–September, kenaikan terkecil dalam dua tahun. Namun, Goldman Sachs yakin estimasi konsensus ini terlalu konservatif. Menurut mereka, ekonomi AS yang kuat dan perkembangan teknologi AI yang menjanjikan menunjukkan bahwa hasil aktual akan melampaui ekspektasi. Goldman secara khusus menyoroti apa yang disebut sebagai "Tujuh Raksasa Teknologi Luar Biasa" sebagai penampil utama pendapatan.
Morgan Stanley juga mempertahankan prospek yang sangat bullish—perusahaan memproyeksikan laba yang lebih besar pada tahun 2026, didukung oleh laju inflasi AS yang melambat. Dampak negatif tarif pada akhirnya akan tercermin pada harga konsumen, yang diperkirakan akan naik lebih lambat.
Edwards Asset Management bahkan lebih optimis, memperkirakan bahwa S&P 500 dapat mencapai angka 7000 pada awal tahun 2025. Pendorong utama reli ini meliputi laba perusahaan yang kuat, gelombang pembelian kembali saham, dan $7 triliun yang saat ini tersimpan dalam reksa dana pasar uang AS. Seiring dengan penurunan suku bunga acuan Federal Reserve, likuiditas ini diperkirakan akan mengalir ke ekuitas.
Dengan demikian, S&P 500 pada dasarnya mengabaikan penutupan pemerintah, dan mengandalkan faktor-faktor pendorong utamanya: kecerdasan buatan, ekonomi AS yang masih kuat, ekspansi moneter The Fed, dan ekspektasi musim laporan keuangan yang menguntungkan. Hal ini menghasilkan rekor kenaikan 7 hari — rekor terpanjang sejak Mei.
Momentum Harga S&P 500
Pidato Presiden AS Donald Trump baru-baru ini semakin memanaskan sentimen pasar. Ia berbicara tentang negosiasi yang sedang berlangsung dengan Partai Demokrat yang bertujuan mencapai kesepakatan layanan kesehatan untuk membuka kembali pemerintahan. Partai Demokrat menanggapi bahwa tidak ada pembicaraan yang sedang berlangsung, tetapi menyambut baik kesediaan Presiden untuk memberikan konsesi.
Jika penutupan pemerintah segera berakhir, ekonomi AS dapat memperoleh momentum dan memberikan Federal Reserve data yang diperlukan untuk melanjutkan stimulus moneter. Skenario ini akan menjadi pertanda baik bagi pasar ekuitas AS. Investor kemungkinan akan terus "mendaki tembok kekhawatiran", membeli saat harga turun.
Tinjauan Teknis
Pada grafik harian, S&P 500 telah membentuk dua batang doji berturut-turut dengan sumbu yang saling bertentangan. Hal ini menandakan meningkatnya keraguan pasar dan meningkatkan risiko pullback jika harga jatuh di bawah level 6720. Namun, kekuatan tren naik saat ini masih belum dapat diragukan. Oleh karena itu, penurunan jangka pendek dapat dipandang sebagai peluang beli, dengan target yang telah disebutkan sebelumnya di level 6800 dan 6920.