Dolar AS melemah secara drastis terhadap semua mata uang utama, dan ada alasan kuat untuk peristiwa ini.
Para ekonom memberikan peringatan: pengumuman dari Trump mengenai kemungkinan tarif 100% pada produk-produk dari China segera mengguncang pasar mata uang. Dolar mengalami penurunan yang signifikan, yang tentu akan berpengaruh besar terhadap ekonomi global. Para trader, yang khawatir akan dampak tak terduga dari konflik dagang yang diperbaharui, segera berusaha memindahkan aset mereka ke mata uang yang lebih aman serta emas.
Pernyataan itu juga menunjukkan bahwa sikap Trump terhadap tarif masih belum berubah dan tetap berargumen bahwa AS merugi terhadap Tiongkok. Menanggapi hal ini, otoritas Tiongkok menyampaikan bahwa walaupun mereka terbuka untuk berdialog, mereka akan membalas tarif yang ditetapkan, yang hanya akan memperburuk ketegangan dan berpotensi menimbulkan dampak serius yang tidak terduga bagi ekonomi global.
Mata uang AS juga menghadapi tekanan lebih lanjut pada hari Jumat setelah dirilisnya data yang menunjukkan penurunan ekspektasi inflasi di Amerika Serikat, yang meningkatkan kemungkinan Federal Reserve akan mengambil sikap lebih dovish.
Sayangnya, hanya ada satu laporan data makroekonomi yang diharapkan pagi ini, yaitu Indeks Harga Grosir Jerman. Tidak ada laporan besar lainnya yang dijadwalkan untuk rilis. Namun, ketenangan yang relatif dalam aspek makroekonomi bukan berarti tidak ada aktivitas di pasar keuangan. Sebaliknya, kurangnya data yang kuat justru bisa meningkatkan volatilitas, karena pasar akan menjadi lebih responsif terhadap berita mengenai perdagangan dan reaksi dari Tiongkok.
Perhatian yang seksama pada indeks harga grosir Jerman akan sangat penting untuk menilai perkembangan inflasi di zona euro. Pembacaan yang lemah bisa menunjukkan adanya risiko deflasi. Sebaliknya, jika harga meningkat lebih cepat, hal ini bisa mendorong Bank Sentral Eropa untuk mengadopsi kebijakan yang lebih hawkish, yang bisa berdampak pada nilai euro dan prospek ekonomi di Eropa.
Terkait pound Inggris, hari ini tidak ada laporan ekonomi yang diharapkan dari Inggris. Satu-satunya acara yang dijadwalkan adalah pidato dari anggota MPC, Megan Greene. Meskipun Greene diharapkan untuk menjelaskan pandangannya tentang kebijakan Bank of England, kecil kemungkinan ia akan mengungkapkan informasi baru bagi pasar. Pernyataannya mengenai risiko inflasi, proyeksi pertumbuhan ekonomi, dan kemungkinan pemotongan suku bunga di masa depan mungkin akan berdampak pada pound, namun hanya secara minimal.
Jika data sesuai dengan harapan ekonom, perdagangan seharusnya mengikuti strategi Mean Reversion. Namun, jika data tersebut jauh dari ekspektasi—baik lebih tinggi atau lebih rendah—strategi Momentum akan lebih diutamakan.
Strategi Momentum (Breakout Trading):
EUR/USD
- Beli pada breakout di atas 1.1627, targetkan 1.1661 dan 1.1690
- Jual pada breakout di bawah 1.1610, targetkan 1.1575 dan 1.1545
GBP/USD
- Beli pada breakout di atas 1.3360, targetkan 1.3390 dan 1.3424
- Jual pada breakout di bawah 1.3330, targetkan 1.3290 dan 1.3265
USD/JPY
- Beli pada breakout di atas 152.10, targetkan 152.40 dan 152.80
- Jual pada breakout di bawah 151.75, targetkan 151.35 dan 151.00
Strategi Mean Reversion (Kembali ke Rentang):

EUR/USD
- Cari peluang jual setelah breakout gagal di atas 1.1637, kembali di bawah level tersebut
- Cari peluang beli setelah breakout gagal di bawah 1.1601, kembali di atas level tersebut

GBP/USD
- Cari peluang jual setelah terjadi breakout gagal di atas 1.3366, kembali di bawah level tersebut
- Cari peluang beli setelah terjadi breakout gagal di bawah 1.3328, kembali di atas level tersebut

AUD/USD
- Pertimbangkan untuk menjual setelah terjadi breakout gagal di atas 0.6546, kembali di bawah level tersebut
- Pertimbangkan untuk membeli setelah terjadi breakout gagal di bawah 0.6499, kembali di atas level tersebut

USD/CAD
- Cari peluang jual setelah penembusan gagal di atas 1.4002, kembali di bawah level tersebut
- Cari peluang beli setelah penembusan gagal di bawah 1.3976, kembali di atas level tersebut