Pada awal minggu baru pada hari Senin, yen Jepang tampak rentan di tengah kombinasi faktor negatif.
Pada hari Jumat, Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 100% pada impor Tiongkok mulai 1 November sebagai tanggapan atas rencana Beijing untuk membatasi ekspor logam tanah jarang. Wakil Presiden J.D. Vance mendukung sikap ini, memperingatkan bahwa tindakan agresif dari Tiongkok akan memicu tindakan balasan yang lebih keras dari Amerika Serikat.
Menanggapi hal ini, Kementerian Perdagangan Tiongkok menyatakan bahwa mereka akan membela kepentingan nasional jika AS terus menekan dengan tarif baru. Eskalasi retorika ini menimbulkan keraguan atas kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping akhir tahun ini, meningkatkan ketidakpastian pasar dan sementara memperkuat yen sebagai aset safe-haven.
Namun, Trump kemudian berusaha meredakan kekhawatiran, memposting di Truth Social bahwa ekonomi Tiongkok baik-baik saja dan bahwa AS mencari kerja sama, bukan kerugian. Dia menekankan bahwa kedua belah pihak ingin menghindari korban ekonomi, yang memicu gelombang sentimen risk-on baru dan menyebabkan pelemahan yen pada hari Senin.
Pada saat yang sama, partai Komeito Jepang memutuskan aliansi 26 tahunnya dengan Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, menimbulkan keraguan pada upaya Sanae Takaichi untuk menjadi perdana menteri wanita pertama Jepang. Perkembangan ini semakin membebani yen, membantu mendorong pasangan USD/JPY di atas level psikologis kunci 152,00.
Para trader terus memperhitungkan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank of Japan sebelum akhir tahun, sementara Federal Reserve AS diperkirakan akan dua kali memangkas suku bunga. Sementara itu, dolar AS berusaha pulih dari penurunan hari Jumat.
Shutdown pemerintah AS, yang dimulai pada 1 Oktober, tetap belum terselesaikan. Karena kurangnya kesepakatan anggaran, Trump telah mengumumkan gelombang pertama pemutusan hubungan kerja pegawai federal. Ini menambah kehati-hatian paa investor, mendorong para pendukung dolar untuk mengambil sikap yang lebih hati-hati dan membatasi optimisme untuk pasangan ini.
Dari sudut pandang teknikal, dengan osilator positif pada grafik harian, posisi long yang baru harus dipertimbangkan hanya setelah breakout ke atas 152,45. Dalam hal ini, harga mungkin naik menuju level bulat 153,00, menghadapi beberapa resistance di dekat 152,70.
Di sisi lain, level terendah hari Jumat di sekitar 151,15 berfungsi sebagai support terdekat. Pergerakan di bawah level 151,00 dapat mendorong pasangan USD/JPY menuju 150,70. Penurunan korektif yang lebih dalam dapat meluas ke level psikologis 150,00, yang akan bertindak sebagai area reversal utama.
