Dolar AS mengalami penurunan terhadap euro, pound, dan aset lain setelah wawancara dengan Jerome Powell kemarin. Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, mengisyaratkan bahwa bank sentral AS berencana untuk menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin lagi, kemungkinan akan dilakukan pada akhir bulan Oktober. Pernyataan ini memicu penjualan dolar secara luas di pasar internasional, karena investor menyesuaikan ekspektasi mereka terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar di masa mendatang.
Powell menyatakan bahwa ekonomi AS masih menunjukkan ketahanan, tetapi kekhawatiran terkait perlambatan dalam pertumbuhan lapangan kerja dan ketegangan perdagangan yang berkelanjutan membutuhkan kehati-hatian dan mungkin mendukung langkah pelonggaran kebijakan lebih lanjut. Ia berpendapat bahwa pemotongan suku bunga sebesar 25 basis poin dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pada paruh pertama hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Prancis dan data produksi industri Zona Euro untuk bulan Agustus. Bank Sentral Eropa akan secara seksama menganalisis laporan-laporan tersebut untuk menilai tekanan inflasi dan arah pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.
Indeks Harga Konsumen Prancis, yang merupakan indikator inflasi utama, akan mencerminkan efektivitas negara dalam mengendalikan kenaikan harga. Angka yang lebih tinggi dari yang diperkirakan dapat menunjukkan akselerasi inflasi, meskipun banyak ekonom memprediksi adanya penurunan dalam tekanan harga.
Data produksi industri di Zona Euro juga sangat penting. Ini menggambarkan kesehatan sektor manufaktur, yang merupakan motor utama pertumbuhan ekonomi. Penurunan dalam produksi bisa menjadi indikasi melambatnya ekonomi, yang mungkin mendorong ECB untuk mempertimbangkan langkah-langkah stimulus baru.
Terkait pound, tidak ada laporan data ekonomi dari Inggris yang dijadwalkan untuk hari ini. Namun, diperkirakan akan ada pidato dari Sir David Ramsden, Deputi Gubernur untuk Pasar dan Perbankan di Bank of England, serta Sarah Breeden, anggota Komite Kebijakan Keuangan. Pernyataan dari Ramsden akan sangat berarti dalam konteks volatilitas pasar saat ini dan kekhawatiran mengenai inflasi yang sedang berlangsung. Ia diharapkan memberikan pembaruan mengenai sektor perbankan di Inggris, risiko kredit, dan langkah-langkah BoE untuk menjaga stabilitas keuangan. Sementara itu, Sarah Breeden kemungkinan akan membahas risiko makroekonomi yang lebih luas.
Jika data yang dirilis sesuai dengan prediksi ekonom, sebaiknya menerapkan strategi Mean Reversion. Namun, jika data tersebut sangat melebihi atau jauh di bawah ekspektasi, strategi Momentum akan lebih tepat untuk diterapkan.
Strategi Momentum (Berbasis Breakout):
EUR/USD
- Beli pada breakout di atas 1.1627 dengan target di 1.1661 dan 1.1691
- Jual pada breakout di bawah 1.1600 dengan target di 1.1575 dan 1.1545
GBP/USD
- Beli pada breakout di atas 1.3360 dengan target di 1.3390 dan 1.3424
- Jual pada breakout di bawah 1.3325 dengan target di 1.3290 dan 1.3265
USD/JPY
- Beli pada breakout di atas 151.35 dengan target di 151.75 dan 152.10
- Jual pada breakout di bawah 151.00 dengan target di 150.65 dan 150.35
Strategi Mean Reversion (Berbasis Pembalikan):

EUR/USD
- Cari peluang jual setelah penembusan gagal di atas 1.1643, saat kembali di bawah level ini
- Cari peluang beli setelah penembusan gagal di bawah 1.1605, saat kembali ke level ini

GBP/USD
- Cari peluang jual setelah penembusan gagal di atas 1.3371, saat kembali di bawah level ini
- Cari peluang beli setelah penembusan gagal di bawah 1.3319, saat kembali ke level ini

AUD/USD
- Cari peluang jual setelah breakout gagal di atas 0.6535, saat kembali di bawah level ini
- Cari peluang beli setelah breakout gagal di bawah 0.6495, saat kembali ke level ini

USD/CAD
- Cari peluang jual setelah penembusan gagal di atas 1.4050, saat kembali di bawah level ini
- Cari peluang beli setelah penembusan gagal di bawah 1.4024, saat kembali ke level ini