Emas tampaknya sedang dalam posisi menunggu, sementara para pelaku pasar sangat menunggu selesainya penutupan pemerintah terpanjang dalam sejarah AS. Begitu pemerintah mulai beroperasi kembali, perhatian pasar akan beralih kepada pertanyaan penting: apakah data resmi akan mendukung apa yang telah diindikasikan oleh indikator lain—perlambatan ekonomi AS?
Jika perlambatan tersebut terkonfirmasi, logam mulia ini bisa meningkat menuju bagian atas dari rentang konsolidasi yang diharapkan antara $3,900 dan $4,400 per ons. Jika tidak, emas kemungkinan besar akan kembali turun menuju batas bawah dari rentang tersebut.
Reaksi yang tenang terhadap laporan pekerjaan ADP yang kurang menggembirakan.

Kurangnya respons emas terhadap laporan pekerjaan sektor swasta yang tidak memuaskan dari ADP mengejutkan banyak pengamat pasar. Alih-alih melanjutkan kenaikan, XAU/USD terjebak dalam pola yang terbatas. Baik proyeksi Goldman Sachs mengenai pengurangan 50. 000 dalam non-farm payrolls untuk bulan Oktober, maupun peningkatan persentase warga Amerika yang mengharapkan tingkat pengangguran yang lebih tinggi hingga mencapai rekor 71%, tidak mampu membangkitkan semangat para pembeli.
Kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve untuk bulan Desember sempat meningkat dari 63% menjadi 65%, namun segera turun kembali. Hal ini menunjukkan bahwa para investor masih meragukan kesediaan Fed untuk mengandalkan sumber data lain.
Commerzbank mencatat bahwa pembukaan kembali pemerintah terjadi pada saat yang penuh tantangan. Bank tersebut memprediksi bahwa hasil ADP dan data sejenis kemungkinan akan dikonfirmasi oleh statistik resmi, yang menambah dasar untuk pelonggaran kebijakan moneter yang berkelanjutan, yang akan melemahkan dolar dan mungkin mengangkat harga emas ke rata-rata $4. 200 per ons pada tahun 2026—sebuah proyeksi yang juga didukung oleh UBS.
Namun, UBS juga mengingatkan tentang sifat sementara dari pendanaan federal: setelah 31 Januari, penutupan yang baru dapat dimulai, yang berpotensi lebih merugikan ekonomi AS.
Arus keluar dari ETF memberikan tekanan pada harga.

Menurut Societe Generale, keengganan emas untuk naik meskipun data ADP lemah dapat dikaitkan dengan arus keluar ETF yang terus berlanjut, yang kini memasuki minggu ketiga berturut-turut. Bank tersebut memperkirakan bahwa penurunan 1% dalam XAU/USD berhubungan dengan penarikan sekitar 10 ton dari dana yang trading di bursa emas.
Namun, para bull tetap tidak gentar. Morgan Stanley memproyeksikan bahwa emas dapat melampaui $5,000 per ons tahun depan, dengan alasan peningkatan pembelian oleh bank sentral dan meningkatnya permintaan untuk diversifikasi portofolio ke arah logam mulia.
Pandangan makro dan dinamika dolar

Eurizon Asset Management mendukung pandangan optimis ini, dengan memperkirakan bahwa dolar AS akan terdepresiasi sekitar 13,7% selama sisa masa jabatan presiden Donald Trump. Menurut perusahaan tersebut, pendorong utamanya adalah pertumbuhan yang lebih cepat di ekonomi non-AS dan arus keluar modal dari Amerika Serikat ke Eropa, Asia, dan wilayah lainnya.
Mengingat korelasi terbalik emas dengan dolar, setiap pelemahan yang berkelanjutan pada mata uang AS akan menjadi angin pendorong utama bagi XAU/USD.
Gambaran teknis
Dari perspektif teknis, ketidakmampuan emas untuk mencatat harga di atas tingkat resistensi sebesar $4. 140 per ons bisa menjadi indikasi awal terganggunya minat beli, dan berpotensi menandakan pembentukan pola pembalikan 1-2-3. Selama harga belum kembali di atas level ini, tindakan jual masih dapat dianggap tepat.
Secara singkat, meskipun rilis data dari AS yang menunjukkan hasil yang kurang baik dan harapan akan pelonggaran kebijakan moneter menciptakan suasana yang positif, sentimen jangka pendek terhadap emas tetap bersifat hati-hati. Langkah signifikan selanjutnya di pasar kemungkinan akan bergantung pada pengesahan resmi mengenai perlambatan ekonomi AS serta reaksi dari Federal Reserve—faktor-faktor ini pada akhirnya dapat menentukan apakah emas akan melanjutkan tren naiknya atau justru melanjutkan pergerakan mendatar.