Pada hari Selasa ini, pound Inggris menunjukkan kenaikan terhadap yen Jepang, yang terus menghadapi tekanan akibat inisiatif fiskal ambisius Jepang dan pendekatan Bank of Japan yang hati-hati terhadap pengetatan moneter. Saat ini, pasangan GBP/JPY diperdagangkan di sekitar 204,25, mendekati level tertinggi lima minggu yang dicapai pada hari Senin.
Meski begitu, suasana di sekitar pound sterling tetap rapuh, karena para pelaku pasar menunggu anggaran Inggris pada 26 November di tengah ketidakpastian mengenai rencana pajak dan pengeluaran pemerintah. Laporan terbaru menunjukkan bahwa Departemen Keuangan sedang mempertimbangkan opsi pendapatan tambahan setelah menolak kenaikan pajak penghasilan, termasuk kemungkinan pengenalan pajak properti.
Pada saat yang sama, meningkatnya ekspektasi pemotongan suku bunga pada bulan Desember oleh Bank of England menambah tekanan pada pound. Para trader bereaksi terhadap tanda-tanda perlambatan ekonomi Inggris, seperti perlambatan pertumbuhan upah dan peningkatan pengangguran, sementara inflasi tampaknya telah mencapai puncaknya.
Fokus sekarang beralih ke laporan Indeks Harga Konsumen bulan Oktober pada hari Rabu. Inflasi utama diperkirakan turun dari 3,8% menjadi 3,6% year-over-year, dan inflasi inti dari 3,5% menjadi 3,4%.
Menambah nada hati-hati, Kepala Ekonom Bank of England Huw Pill menyampaikan pandangan moderat tetapi sedikit dovish pada hari Selasa, mengatakan bahwa para pejabat menghadapi "serangkaian pilihan yang seimbang dengan hati-hati." Berbicara di acara Natixis, Pill menekankan bahwa tekanan inflasi mendasar di Inggris "kemungkinan tidak sekuat yang ditunjukkan oleh angka utama".
Dia memperingatkan agar tidak terlalu menafsirkan data baru, menunjuk pada kebisingan abnormal dalam beberapa indikator kunci, dan menambahkan bahwa jika tanda-tanda resesi yang lebih jelas muncul, dia akan "harus mengambil tindakan."
Di Jepang, rencana fiskal ambisius dan pendekatan bertahap Bank of Japan terhadap penyesuaian kebijakan terus melemahkan yen.
Sebelumnya pada hari yang sama, pertemuan antara Gubernur BOJ Kazuo Ueda dan Perdana Menteri Sanae Takaichi gagal mendukung yen. Ueda memberi tahu perdana menteri bahwa BOJ sedang "dalam fase penyesuaian bertahap tingkat pelonggaran moneter," mencari pengembalian inflasi yang mulus dan berkelanjutan ke target 2%. Dia kemudian mengonfirmasi bahwa Takaichi tidak membuat permintaan khusus mengenai kebijakan moneter.
Menteri Keuangan Jepang Satsuki Katayama menyatakan kekhawatiran atas pergerakan yen, menyatakan bahwa pemerintah "khawatir" terhadap fluktuasi mata uang baru-baru ini dan akan memantau pasar dengan cermat untuk pergerakan yang berlebihan atau tidak teratur.
Dari sudut pandang teknikal, breakout pasangan GBP/JPY ke atas moving average periode 100 pada grafik 4 jam minggu lalu, diikuti oleh pantulan dari sana, menguntungkan para bull. Selain itu, osilator pada grafik harian dan 4 jam tetap positif dan jauh dari wilayah overbought, memperkuat prediksi optimistis. Untuk mempercepat pergerakan naik lebih lanjut, pasangan mata uang ini perlu menembus ke atas 204,52 dan bertahan di atas level tersebut. Setelah itu, harga dapat bergerak lebih cepat menuju level tertinggi Oktober di sekitar 205,30.
Support terdekat untuk pasangan ini berada di level bulat 204,00. Penurunan di bawahnya akan mempercepat penurunan menuju 203,30.
