Sesuatu yang menarik sedang terjadi di Jepang! Shigeru Ishiba, perdana menteri baru negara tersebut, telah memulai langkah untuk mengatasi inflasi dan deflasi sekali dan untuk selamanya.
Kepala pemerintahan baru Jepang ini telah mendeklarasikan perang terhadap masalah ekonomi saat ini dan menugaskan timnya untuk membuat program guna mendukung perekonomian nasional. Ishiba memulai pengembangan rencana komprehensif yang bertujuan untuk kemenangan akhir atas deflasi.
Ishiba juga mengumumkan bahwa paket stimulus yang akan disiapkan kabinetnya mencakup langkah-langkah untuk meringankan beban biaya hidup yang meningkat bagi warga. Selain itu, pemerintah berencana untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat perlindungan terhadap bencana alam.
Banyak analis melihat Ishiba sebagai pendukung kebijakan moneter dan fiskal yang ketat. Beberapa investor khawatir bahwa dia mungkin akan mengambil langkah-langkah yang terlalu agresif dalam kebijakan moneter Jepang. Akibatnya, indeks Nikkei, indeks bursa saham Tokyo, mengalami penurunan tajam. Hal ini terjadi sebelum parlemen secara resmi menyetujui Ishiba.
Bank of Japan telah lama mengikuti kebijakan moneter yang sangat longgar, yang diperlukan untuk merangsang pasar dan mengeluarkan negara dari keterpurukan deflasi yang berkepanjangan. Pada musim semi 2024, untuk pertama kalinya dalam 17 tahun, regulator menaikkan suku bunga acuan yang sebelumnya negatif. Kemudian, pada akhir Juli, Bank of Japan kembali menaikkan suku bunga hingga mencapai 0,25%. Ini merupakan kenaikan kedua dalam enam bulan yang disebabkan oleh melonjaknya inflasi. Perlu dicatat, inflasi di Jepang telah melebihi target 2%. Bulan lalu, inflasi tercatat sebesar 2,6% secara tahunan.