Tampaknya Bank Sentral Eropa (ECB) telah sepenuhnya menerima perannya sebagai konduktor ekonomi Eropa dan mencoba untuk menyelaraskan orkestra keuangan. Pada hari Jumat, para pejabat ECB mengumumkan kabar gembira kepada dunia bahwa inflasi mungkin turun lebih cepat dari yang diperkirakan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi terus merayap dengan lambat. Namun, hal ini hanya memicu perdebatan mengenai menurunkan suku bunga dan melakukannya lebih cepat dari sebelumnya.
ECB telah memangkas suku bunga sebanyak tiga kali tahun ini dan tampaknya mereka belum selesai. Investor, yang merupakan pihak optimis, kini mengharapkan penurunan suku bunga pada tiap rapat yang akan datang. Akan berlangsung empat atau lima rapat dalam waktu dekat. Lagi pula, apa lagi yang dapat dilakukan regulator tersebut ketika inflasi hampir menyentuh angka ajaib 2% dan perekonomian regional berada di ambang resesi?
Informasi orang dalam sekarang mengatakan bahwa inflasi dapat menyentuh 2% lebih cepat dari yang diperkirakan. Bankir dan blogger asal Estonia Madis Müller tampaknya merasakan angin perubahan. Pada hari Jumat, ia dengan berani mengumumkan bahwa perkiraan terbaru dapat dilupakan karena pertumbuhan ekonomi tidak terlihat seperti maraton yang dinamis.
Survei terbaru dari para ahli profesional mendukung pandangan ini. Mereka yakin bahwa inflasi akan kembali ke 2% jauh lebih cepat dari yang diprediksi ECB. Menurut perhitungan mereka, pertumbuhan harga tahun depan hanya akan sebesar 1,9%, lebih rendah dari prediksi sebelumnya.
Penurunan inflasi menjadi 1,7%, terendah dalam tiga tahun, sangat mendorong para ekonom sehingga mereka langsung mulai merevisi prospek mereka. Harga energi yang lemah dan pertumbuhan ekonomi yang lamban secara meyakinkan mengarah pada pelonggaran tekanan harga lebih lanjut. HSBC, misalnya, memprediksi adanya beberapa fluktuasi. Dengan demikian, inflasi dapat menyentuh 1,9% lagi pada bulan Oktober, sempat melebihi 2% pada bulaan Desember, dan kemudian memantul di kisaran 1,6-1,8% pada paruh pertama 2025.
Keadaan saat ini sangat membuat gembira para politisi dan investor karena pertumbuhan ekonomi masih melambat turun. Survei perusahaan-perusahaan besar membenarkan fakta ini. Aktivitas bisnis hampir tidak tumbuh dan sementara sektor jasa tetap bertahan, perusahaan-perusahaan manufaktur tidakterburu-buru untuk memperlebar sayap. Selain itu, ketidakpastian di sekitar ekonomi "hijau" dan biaya yang tinggi tampaknya akan menekan sektor bisnis. Sehingga, perusahaan-perusahaan mulai memangkas investasi, merevisi anggaran, dan mengharapkan adanya keajaiban ekonomi.