Nvidia sedang berada di tengah penyelidikan anti monopoli yang dilakukan oleh otoritas Tiongkok, sehingga menyebabkan saham mereka anjlok. Waspada, Nvidia, badai sedang berjalan ke arah cakrawala Anda!
Pada tanggal 9 Desember, saham Nvidia, perusahaan pembuat chip terbesar, anjlok sebesar 2,55% setelah Tiongkok meluncurkan penyelidikan anti monopoli terhadap perusahaan tersebut. Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok. Pada tahun 2025, otoritas Tiongkok berencana untuk melonggarkan kebijakan moneter dan meningkatkan belanja pemerintah.
Analis berpendapat bahwa Nvidia terjebak dalam baku tembak perang chip antara AS dan Tiongkok. Dalam konfrontasi yang sedang berlangsung ini, Washington telah membatasi ekspor komponen semikonduktor utama ke 140 perusahaan Tiongkok dalam upaya untuk menghambat industri semikonduktor Tiongkok dan memperlambat kemajuan AI mereka. Beijing, pada gilirannya, telah memberlakukan pembatasan pada ekspor berbagai logam.
Nvidia menjadi perusahaan paling bernilai di dunia tahun ini, dengan nilai saham mereka melonjak hampir sepuluh kali lipat sejak akhir tahun 2022. Perubahan haluan ini dimulai pada akhir tahun 2022 ketika OpenAI, pengguna utama dari prosesor grafis Nvidia untuk pengembangan AI-nya, meluncurkan ChatGPT. Keadaan ini menandai dimulainya era AI generatif bagi masyarakat luas. Namun, tahun ini, manajemen Nvidia berada di bawah pengawasan antimonopoli. Yang memicu kegaduhan adalah pernyataan yang disampaikan oleh pejabat AS yang berpendapat bahwa tidak ada satu perusahaan pun yang boleh mengendalikan masa depan dari kecerdasan buatan global. Analis dan pelaku pasar memperingatkan bahwa ini menjadi preseden berbahaya dan menimbulkan risiko ekonomi yang signifikan.