Menurut Bloomberg, otoritas Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk menjual operasi TikTok di AS kepada miliarder Elon Musk.
Kesepakatan potensial ini, di mana Musk dapat mengakuisisi platform media sosial tersebut, dilaporkan menarik perhatian pemerintah Tiongkok. Namun, ada satu syarat utama: larangan menonton video pendek di Tiongkok harus tetap diberlakukan. Para ahli percaya bahwa TikTok dapat membantu jejaring sosial Musk, X, untuk menarik lebih banyak pengiklan. Selain itu, pembelian TikTok dapat memberikan manfaat bagi perusahaan Musk lainnya, xAI, yang berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Musk dapat memanfaatkan data besar yang dihasilkan oleh TikTok untuk memperkuat upaya AI-nya.
"Menurut saya, TikTok tidak seharusnya dilarang di AS, meskipun pelarangan tersebut mungkin menguntungkan platform X. Melakukan hal itu akan bertentangan dengan kebebasan berbicara dan berekspresi. Ini bukanlah nilai yang dijunjung Amerika," tulis pengusaha tersebut sebelumnya.
Pada tahun 2024, Bloomberg Intelligence menilai bisnis TikTok di AS sebesar $40–$50 miliar. Angka ini merupakan jumlah yang sangat besar, bahkan untuk Elon Musk. Untuk menyelesaikan kesepakatan semacam itu, Musk mungkin harus menjual aset lain dan mendapatkan persetujuan dari pemerintah AS.
Menurut sumber terpercaya, otoritas Tiongkok saat ini lebih memilih untuk mempertahankan kendali atas operasi TikTok di AS daripada menjual platform tersebut. Sebelumnya, Presiden terpilih Donald Trump berjanji untuk "menyelamatkan TikTok" dan memastikan platform ini tetap dapat diakses oleh pengguna Amerika.