Pasar cryptocurrency menghadapi tekanan jual yang kuat. Bitcoin sedang berjuang, dan para analis khawatir harga aset digital ini bisa turun lebih dalam.
Baik Bitcoin (BTC) maupun Ethereum (ETH) mengalami penurunan tajam, sementara altcoin yang berkapitalisasi kecil juga mengalami kerugian besar setelah laporan peretasan di Bybit. Bursa crypto tersebut mengalami kerugian hampir $1,5 miliar, yang oleh para analis disebut sebagai pencurian aset crypto terbesar dalam sejarah.
Pada 24 Februari, Bitcoin diperdagangkan pada kisaran $95.893, turun 0,53%. Ether, token yang diretas dalam insiden Bybit, turun 2%, meskipun sempat mencatat kenaikan sebelumnya. Namun, BTC dan ETH masih bertahan dalam rentang pergerakan harga yang telah terjadi sepanjang bulan ini.
Para analis di Yellow Network menyebut bahwa peretasan Bybit ini memicu penurunan besar dalam pasar crypto. "Seperti kegagalan sebelumnya pada bursa crypto, insiden ini menyebabkan panic selling dan gangguan likuiditas. Akibatnya, risiko terkait penyimpanan terpusat meningkat," laporan Yellow Network menyebutkan.
Selama beberapa minggu terakhir, Bitcoin dan aset crypto utama lainnya diperdagangkan dalam kisaran harga sempit. Sementara itu, volatilitas tersirat pada kontrak opsi BTC jangka pendek turun ke level terendah sejak Juni 2024.
Anjloknya harga aset crypto di awal Februari menyebabkan likuidasi posisi long secara masif. Pada 2 Februari, harga Ethereum jatuh hingga 26%. Ben Zhou, CEO Bybit, mengonfirmasi bahwa peretas berhasil mengambil alih salah satu dompet Ethereum otonom milik Bybit. Saat ini, sulit untuk menilai skala penuh kerusakannya, tetapi sebagian besar aset crypto yang dicuri telah mulai dijual di pasar.
Menurut Arkham Intelligence, dana curian dari Bybit telah mulai dipindahkan ke alamat baru dan sedang dijual. Sementara itu, analis dari Elliptic menegaskan bahwa peretasan Bybit adalah pencurian crypto terbesar yang pernah tercatat, bahkan melebihi peretasan Poly Network senilai $611 juta pada tahun 2021.
Menambah kekhawatiran di pasar, JPMorgan baru-baru ini mengeluarkan peringatan bahwa pasar crypto akan memasuki fase bearish lebih lanjut. Para ahli dari bank tersebut memperingatkan bahwa permintaan institusional terhadap kontrak berjangka Bitcoin dan Ethereum telah melemah, yang berpotensi menambah tekanan jual pada aset crypto dalam waktu dekat.
