Babak baru dalam konflik perdagangan global semakin memanas! Menurut The New York Times, tarif yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap kapal milik Tiongkok bisa menjadi medan perang baru dalam perang dagang.
Presiden Trump semakin memperburuk ketegangan perdagangan global dengan mengusulkan tarif hingga $1,5 juta untuk kapal buatan Tiongkok yang tiba di pelabuhan AS.
Tarif ini juga dapat diterapkan pada kapal yang dibangun di negara lain jika dioperasikan oleh perusahaan pelayaran yang memiliki armada kapal asal Tiongkok. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan biaya impor untuk berbagai produk, mulai dari bahan baku hingga produksi pabrik. Namun, para ahli menekankan bahwa langkah ini bertentangan dengan janji Trump untuk menekan inflasi.
Menurut laporan dari Gavekal Research, hampir 80% perdagangan luar negeri AS dilakukan melalui jalur laut. Namun, kurang dari 2% kargo yang dikirim ke AS berlayar di bawah bendera Amerika. Sementara itu, bank Belanda ING mencatat bahwa seperlima kapal kontainer yang masuk ke pelabuhan AS diproduksi di Tiongkok.
Berdasarkan aturan baru ini, 15% ekspor AS harus dikirim menggunakan kapal berbendera AS dalam tujuh tahun ke depan. Selain itu, 5% dari armada pengiriman wajib diproduksi di Amerika Serikat. Namun, Lars Jensen, CEO Vespucci Maritime, sebuah konsultan pengiriman kontainer, menyatakan bahwa rencana ini tidak realistis. Menurutnya, kebijakan ini justru akan mengganggu rantai pasokan internasional dan menciptakan ketidakpastian lebih lanjut bagi bisnis yang sudah berjuang menghadapi dampak kebijakan tarif Trump.
Seperti yang telah dilaporkan sebelumnya, sebagian besar ekonom menilai strategi ekonomi Trump sebagai kegagalan. Kini, muncul prediksi bahwa Tiongkok akan mengalihkan fokus perdagangannya ke negara lain, sementara daya saing ekspor AS akan mengalami penurunan tajam. Selain itu, penguatan dolar akan semakin mempersulit eksportir Amerika dalam memasarkan produk mereka di pasar internasional.
