Menurut prediksi ABC News, harga telur di AS dapat meroket hingga 41,1% pada tahun ini. Prediksi yang suram ini membuat Departemen Pertanian (USDA) dan analis pasar khawatir, mereka pada awalnya memprediksi lonjakan sekitar 20%. Proyeksi USDA pada awal tahun 2025 terhadap harga telur perlu ditingkatkan dua kali karena kekurangan telur nasional akan membuat harga tetap tinggi.
Alasan utama di balik lonjakan ini adalah wabah flu burung baru-baru ini hingga memusnahkan 17,2 juta ayam petelur dari November hingga Desember 2024. Kehilangan stok unggas secara signifikan ini berdampak langsung pada pasokan, sehingga harga menjadi kian meroket.
Pada bulan Januari 2025, harga rata-rata selusin telur di AS mencapai$4,95, menandai kenaikan 13,8% hanya dalam satu bulan, dibandingkan dengan kenaikan 8.4% pada bulan Desember 2024. Departemen Pertanian melaporkan bahwa harga telur sudah 53% lebih tinggi pada bulan Januari 2025 dibandingkan pada bulan yang sama di tahun lalu.
Defisit telur telah mendorong manajer toko untuk memberlakukan batasan pembelian di beberapa negara bagian. Misalnya, toko Market Basket di Massachusetts telah memberlakukan batasan pembelian dua karton per keluarga. Namun, beberapa negara bagian ada yang mengalami kekurangan lebih buruk. Penduduk Las Vegas mengeluh bahwa beberapa toko kelontong telah kehabisan stok telur sehingga rak-raknya kosong.