Saham raksasa produsen chip Nvidia kembali mencetak rekor tertinggi. Pada 25 Juni, harga sahamnya melonjak ke level $154,31 per lembar, menandai reli luar biasa yang mendorong kapitalisasi pasar perusahaan mencapai $3,77 triliun. Pencapaian ini membuat Nvidia kembali menyandang gelar sebagai perusahaan publik paling bernilai di dunia.
Menurut para analis, reli saham Nvidia belum menunjukkan tanda-tanda melambat. Bahkan, para pakar memperkirakan nilai pasar perusahaan ini bisa meroket hingga menyentuh angka fantastis $6 triliun.
Setelah lonjakan pada 25 Juni, saham Nvidia kembali menguat 1% di akhir pekan lalu, mencapai $155 per lembar. Lonjakan harga ini menandai kembalinya perusahaan ke puncak klasemen saham global. Dalam konteks ini, analis Loop Capital, Ananda Baruah, menaikkan target harga saham Nvidia menjadi $250. Proyeksi ini mencerminkan potensi kenaikan sebesar 127% dan menyiratkan kapitalisasi pasar sekitar $6 triliun — perkiraan tertinggi di Wall Street. Baruah yakin bahwa dengan tingginya belanja infrastruktur AI saat ini, investasi yang lebih besar dari para pemain hyperscale kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu dekat.
Dalam kondisi ini, Nvidia memperkirakan permintaan yang meningkat untuk apa yang disebut sebagai “AI factories”, yaitu data center terintegrasi yang dirancang untuk melatih model-model AI canggih. Proyeksi Loop Capital menyatakan bahwa Nvidia memiliki “line of sight” terhadap permintaan hingga puluhan gigawatt dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
Model AI terbaru membutuhkan sumber daya ratusan kali lipat lebih besar dibandingkan dengan model bahasa tradisional. Kenyataan ini mendorong para raksasa teknologi untuk memperluas kapasitas komputasi mereka dan berinvestasi dalam solusi server milik Nvidia.
Baruah memperkirakan bahwa pendapatan data center Nvidia akan lebih dari dua kali lipat, meningkat dari $115 miliar pada tahun 2025 menjadi $367 miliar pada tahun 2028. Berkat dominasinya dalam teknologi krusial, Nvidia berada dalam posisi kuat untuk meningkatkan margin keuntungannya. “Analisis kami menunjukkan bahwa kita tengah memasuki ‘Gelombang Emas’ berikutnya dalam adopsi Generative AI, dan Nvidia berada di garis depan dalam fase permintaan yang jauh lebih besar dari perkiraan,” tutup analis Loop Capital tersebut.