Melalui langkah yang luar biasa, Amerika Serikat sedang mempersiapkan deklarasi keadaan darurat untuk membenarkan penerapan tarif sebesar 50% terhadap barang-barang dari Brasil. Kebijakan ini yang dijadwalkan mulai berlaku mulai 1 Agustus, menandai eskalasi mengejutkan dalam ketegangan perdagangan antara kedua negara.
Situasi dengan Brasil ini berbeda dari perang tarif sebelumnya selama pemerintahan Presiden Donald Trump, menurut Bloomberg. Tidak seperti negara lain yang mengalami surplus perdagangan dengan Amerika Serikat, Brasil justru mengalami defisit perdagangan, sehingga membuat justifikasi dari Washington menjadi lebih kompleks.
Menurut sumber yang memahami masalah ini, kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR) sedang mempertimbangkan untuk menggunakan kewenangan darurat yang biasanya digunakan untuk menangani ancaman serius terhadap keamanan nasional atau kesejahteraan publik. Deklarasi semacam itu akan memberikan kekuasaan luas kepada eksekutif untuk bertindak cepat, menurut para ahli.
Pada awal bulan Juli, Trump mengumumkan tarif 50% atas impor dari Brasil sambil menuduh Presiden Luis Inácio Lula da Silva melakukan "perburuan penyihir" terhadap mantan Presiden Jair Bolsonaro. Bolsnaro sendiri menghadapi dakwaan di Brasil terkait dugaan upaya kudeta.
Kedutaan Besar AS sebelumnya menggambarkan kasus terhadap Bolsonaro sebagai “penganiayaan politik”, yang mendorong Kementerian Luar Negeri Brasil untuk menuntut klarifikasi dari Washington.