Perekonomian Jerman kembali diterpa gelombang masalah baru. Para ahli memperingatkan akan adanya masa-masa sulit di depan. Produksi industri Jerman turun tajam sebesar 1,9% pada Juni dibanding bulan sebelumnya, atau 0,5% lebih buruk dari perkiraan. Penurunan ini, ditambah revisi signifikan terhadap data Mei, menunjukkan bahwa output industri negara tersebut merosot ke level terendah sejak Mei 2020.
Produksi industri untuk Mei direvisi turun menjadi penurunan 0,1%. Kantor Statistik Destatis mengaitkan revisi substansial ini dengan “koreksi data yang disampaikan oleh sejumlah perusahaan di industri otomotif Jerman.”
Laporan ekonomi terbaru ini bertolak belakang dengan tanda-tanda sebelumnya bahwa produksi industri Jerman mulai pulih di 2025. Menariknya, perekonomian Jerman mengalami penurunan tajam pada 2024, dan tren penurunan tersebut berlanjut hingga tahun ini. Akibatnya, output industri menyusut 1% per kuartal pada kuartal kedua 2025. Para ahli memperkirakan sektor industri saja telah memangkas hampir 0,3% dari PDB.
Total PDB Jerman turun 0,1% selama periode pelaporan, meskipun para analis percaya angka ini mungkin akan direvisi turun. Sektor farmasi negara tersebut menunjukkan tanda-tanda terdampak tarif AS, dengan output anjlok 11% dibanding Juni tahun lalu.
Beberapa analis menilai industri Jerman bisa mendapatkan sedikit dukungan dari penurunan tarif AS dari 27,5% menjadi 15%, serta dari pemotongan pajak listrik yang telah disetujui pemerintah Jerman.
Namun, terlepas dari potensi dukungan ini, prospek jangka menengah untuk industri Jerman masih suram. Analis memperkirakan permintaan barang industri Jerman akan menurun akibat pertumbuhan ekonomi yang lemah di Eropa dan Tiongkok. Situasi ini diperburuk oleh meningkatnya persaingan dari produsen Tiongkok.
