Pasar mencerna dengan penuh perhatian kabar terbaru mengenai kemajuan dalam negosiasi dagang AS–Tiongkok. Tiongkok memperpanjang gencatan senjata dagang dengan AS selama 90 hari lagi. Tampaknya ada tanda-tanda tercapainya saling pengertian antara Washington dan Beijing.
Pada Selasa, 12 Agustus, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengumumkan perpanjangan gencatan senjata dagang dengan Amerika Serikat selama 90 hari. Langkah ini diambil hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah terkait.
Seiring dengan itu, Kementerian Perdagangan Tiongkok juga mengumumkan penangguhan tambahan tarif pada barang-barang AS selama 90 hari ke depan.
Kementerian tersebut juga menyampaikan kesiapannya untuk bekerja dalam mengurangi hambatan non-tarif bagi perusahaan-perusahaan Amerika. Pada saat yang sama, pihaknya akan menahan diri untuk tidak menambahkan perusahaan AS tertentu ke dalam daftar entitas tidak dapat dipercaya (unreliable entities list) maupun daftar pengendalian ekspor. Keputusan ini akan berlaku selama periode 90 hari yang telah ditetapkan.
Langkah ini akan memungkinkan dua ekonomi terbesar dunia tersebut mempertahankan tarif timbal balik yang relatif rendah hingga 10 November 2025. Pengiriman kembali chip AS dan ekspor logam tanah jarang (rare earth metals) dari Tiongkok juga akan tetap dilanjutkan.
Diperkirakan tarif AS atas barang-barang China akan tetap berada di kisaran 30%–50%, sementara tarif Tiongkok atas barang-barang Amerika akan berada di kisaran 10%–20%. Sebelumnya, pada Mei tahun ini, kedua negara telah sepakat menurunkan bea masuk mereka dari level sangat tinggi di atas 100%.
