Standard Chartered mengajukan pertanyaan yang nyaris bernuansa filosofis: Apakah Amerika Serikat sedang menuju era pertumbuhan baru yang didorong oleh produktivitas, mirip dengan tahun 1997 ketika dolar menguat di tengah optimisme teknologi? Apakah akan mengikuti pola tahun 2007 saat optimisme tersebut justru menjadi pertanda dari hadirnya krisis keuangan?
Untuk saat ini, bank tersebut cenderung condong pada sikap optimis. Para analis melihat skenario di mana peningkatan produktivitas dan laba perusahaan sekali lagi dapat menjadikan dolar sebagai magnet bagi arus modal global. Namun, mereka juga mengingatkan bahwa pasar berpotensi meremehkan risikonya.
"Kami melihat jalur di mana keistimewaan dolar AS dapat dipertahankan melalui pertumbuhan produktivitas dan laba yang cepat, serta masuknya arus modal yang kuat sebagai akibatnya. Sejumlah faktor harus bekerja sama namun kami yakin bahwa risikonya jauh lebih tinggi daripada yang saat ini diprediksi dan dihargai oleh pasar," tulis Standard Chaterted dalam sebuah catatan terbaru.
Data awal menunjukkan adanya pemulihan dalam produktivitas AS, bahkan terkadang mengarah pada perubahan struktural. Namun para analis segera mengingatkan investor bahwa sejarah ekonomi dipenuhi oleh apa yang disebut sebagai "perubahan" seperti demikian, yang sebagian besar pada akhirnya terbukti hanya bersifat siklus.
Laba perusahaan cenderung bergerak seiring dengan produktivitas. Saham naik saat ekonomi memanas dan turun saat momentumnya melemah. Ini tampak teratur jila dilihat di grafik, tetapi tidak selalu demikian di dunia nyata.
Variabel utama tetap pada arus modal. Apabila produktivitas dan pertumbuhan laba terus berlanjut, imbal hasil riil bagi investor bisa menjadi langka dan tak tertahankan seperti aurora. Hal ini akan membantu menopang dolar dan menjelaskan mengapa keistimewaan dolar masih bisa dianggap serius.
Namun, laporan tersebut juga memberikan peringatan yang mengingatkan: tanpa peningkatan produktivitas yang berkelanjutan dan arus modal yang stabil, dolar akan menghadapi fundamentalnya yang tidak menguntungkan. Ini termasuk beban utang internal dan eksternal yang terus meningkat dengan kecepatan yang melebihi keinginan para pengambil kebijakan.
Tentu saja, kecerdasan buatan (AI) menjadi faktor tak terduga dalam prospek ini. Dalam skenario yang positif, AI diharapkan menjadi mesin produktivitas berikutnya. Standard Chartered mengakui potensinya namun memberikan catatan kehati-hatian. Untuk saat ini, masih sedikit bukti empiris bahwa AI secara signifikan mempercepat output ekonomi, ketimbang sekadar memperbesar kebisingan.
Tentu saja, kecerdasan buatan atau AI menjadi faktor tak terduga dalam proyek ini. Dalam skenario yang positif, AI diharapkan menjadi mesin produktivitas berikutnya. Standard Chartered mengakui potensinya namun memberikan catatan kehati-hatian. Untuk saat ini, masih sedikit bukti empiris bahwa SI secara signifikan mempercepat output ekonomi, ketimbang sekadar memperbesar kebisingan.
“Kami cenderung pada kemungkinan bahwa AI dapat mendorong pertumbuhan produktivitas agregat yang lebih cepat, tetapi sejauh ini kami belum menemukan cara untuk membuktikannya secara empiris,” catat para analis.
Pada akhirnya, dolar berada di persimpangan antara dua era: era yang ditandai oleh optimisme teknologi dan pertumbuhan yang tangguh; dan era di mana aset yang dinilai terlalu tinggi dan kelelahan akibat utang yang terus menumpuk. Untuk saat ini, pasar bertaruh pada yang pertama. Namun sejarah telah menunjukkan bahwa keistimewaan dolar dapat muncul baik dari kemenangan maupun dari kesalahan perhitungan.