Utama Kuotasi Kalendar Forum
flag

FX.co ★ Perekonomian Global Akan Tetap Dalam Tekanan pada 2021 Karena COVID-19 Terus Menyebar

back back next
Humor Forex:::2021-01-19T08:17:04

Perekonomian Global Akan Tetap Dalam Tekanan pada 2021 Karena COVID-19 Terus Menyebar

Sebagian besar proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2021 cukup bertentangan. Beberapa ahli optimis terhadap ekonomi global pada tahun ini, sementara yang lainnya mengantisipasi skenario yang agak pesimistis. Meskipun demikian, mereka semua sepakat bahwa situasi pada 2021 akan tetap bergantung pada pandemi virus corona.

Ketika tahun 2020 dimulai, perekonomian global baru saja mencapai pertumbuhan tahun ke-10 berturut-turut tanpa gangguan. Banyak analis percaya bahwa tren ini akan terus berlanjut. Namun, COVID-19 menjungkirbalikkan semuanya. Penyebarannya yang cepat ke seluruh dunia memupus harapan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi, yang memicu resesi global tajam.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian global berkontraksi sebesar 4,4% pada tahun 2020. Penerapan tindakan pembatasan di sejumlah negara untuk menahan penyebaran COVID-19 memicu kenaikan pengangguran, yang dapat disamakan dengan level pada era Great Depression

Menurut para analis, tingkat pengangguran di berbagai belahan dunia sangat bervariasi. Misalnya, langkah-langkah yang diperkenalkan oleh China untuk menahan wabah ternyata efektif, memungkinkan tingkat pengangguran tetap rendah. Negara lain, seperti Jerman, menerapkan program yang didukung pemerintah, yang membantu mempertahankan lapangan kerja selama krisis.

Namun, situasi di seberang lautan jauh dari memuaskan. Di Brasil dan Amerika Serikat, penyebaran virus baru yang tidak terkendali dan respon kesehatan dan ekonomi pemerintah yang lambat menyebabkan hilangnya sejumlah besar lapangan kerja. Lebih dari 22 juta warga Amerika kehilangan pekerjaan mereka pada Maret dan April 2020. Akibatnya, tingkat pengangguran di negara tersebut meroket hingga hampir 15%.

Para ahli percaya bahwa pandemi telah memberikan pukulan telak bagi perdagangan global. Pada bulan Maret dan April tahun lalu, volume ekspor jatuh ke level terendah dalam hampir satu dekade. Dalam upaya mendukung perekonomian yang dilanda krisis virus corona, pemerintah dan bank sentral di seluruh dunia meluncurkan stimulus fiskal dan moneter yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tentu saja, langkah-langkah tersebut mencegah kerugian yang lebih besar di banyak negara, namun mengakibatkan peningkatan utang negara global. Selain itu, situasi tersebut diperburuk oleh suku bunga yang mendekati nol.

"Utang saat ini terus meningkat dan akan tetap demikian selama beberapa tahun karena selama aktivitas ekonomi dan kesempatan kerja belum pulih, bank sentral tidak mungkin mengubah suku bunga. Hal itu memungkinkan pemerintah untuk mempertahankan dukungan fiskal dalam bentuk skema retensi dan dukungan kepada perusahaan," kata Kepala Ekonom OECD, Laurence Boone.

Dampak buruk lainnya dari paket stimulus ekonomi yang diperkenalkan oleh sebagian besar negara adalah lonjakan belanja konsumen. Suku bunga rendah mendorong warga untuk membeli barang-barang mahal seperti mobil atau perumahan. Pada saat yang sama, pengeluaran di restoran serta perjalanan dan rekreasi turun drastis.

Sektor perbankan menunjukkan dampak tak terduga di tengah meningkatnya belanja pemerintah. Para ahli menyatakan peningkatan tabungan di kalangan rumah tangga di seluruh dunia karena banyak konsumen memanfaatkan pembayaran dukungan pemerintah yang dirancang untuk mengurangi dampak pandemi COVID-19.

Pada paruh kedua tahun 2020, tingkat tabungan menurun tetapi tetap di atas tingkat sebelum krisis. Para ekonom percaya ini akan membantu mendorong pemulihan ekonomi pada 2021 ketika efek positif dari vaksin COVID-19 menjadi jelas.

Bagikan artikel ini:
back back next
loader...
all-was_read__icon
Anda telah menyaksikan semua publikasi
terbaik saat ini.
Kami sudah mencari sesuatu yang menarik untukmu...
all-was_read__star
Baru saja diterbitkan:
loader...
Publikasi lebih baru...