Sepanjang karirnya yang sukses, Elon Musk menghadapi berbagai tuntutan dari regulator AS. Namun, ia selalu menemukan cara untuk menghindari larangan apapun. Bagaimanapun, kebijakan dari Presiden yang baru terpilih, Joe Biden, dapat mengubah keadaan menjadi lebih buruk.
Pemerintahan baru Gedung Putih berencana memperluas wewenang badan regulator negara. Pada waktu yang sama, pendiri Tesla dan SpaceX tidak berencana mengubah sikapnya. Para pakar percaya bahwa kemungkinan terjadinya konflik dan sanksi terhadap Elon Musk meningkat pesat. Regulator AS tidak menyetujui aktivitas kedua perusahaan tersebut dan cara Musk berperilaku dalam jejaring sosial. Sebagai contoh, pada bulan Januari, Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional AS mengirimkan Tesla sebuah surat resmi yang meminta penarikan 158.000 kendaraan Model S dan Model X. Hasilnya, Tesla berhasil menarik seluruh kendaraan baru pada awal Februari. Pada Desember 2020, prototipe Starship SN8 meledak saat uji terbang. Administrasi Aviasi Federal menyimpulkan bahwa perusahaan SpaceX melanggar ketentuan lisensi peluncurannya. Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS tidak menyukai perilaku Musk di Twitter. Alasannya adalah bitcoin dan Dogecoin, yang merupakan kriptokurensi lelucon, melonjak setelah ia menulis hanya beberapa posting.