Pemerintahan baru di Amerika Serikat, tidak seperti yang terdahulu, bukan merupakan pengguna aktif media sosial. Mungkin inilah mengapa situasi mengenai TikTok masih menggantung di udara. Gedung Putih tampak melupakan mengenai rencana mantan Presiden Donald Trump untuk melarang penggunaan aplikasi ini.
Menurut sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki, pemerintah telah memiliki tinjauan berkelanjutan atas risiko jaringan sosial yang dapat memunculkan data pribadi pengguna Amerika. Namun, dia mencatat bahwa Gedung Putih tidak mengambil "langkah proaktif" baru terkait dengan potensi penjualan operasi TikTok di AS.
Khususnya, pada Agustus tahun lalu, Donald Trump mengeluarkan perintah eksekutif yang akan memaksa ByteDance untuk menjual atau melepaskan bisnis TikTok AS-nya. Tindakan semacam itu seharusnya melindungi keamanan nasional dan mencegah Beijing mengeksploitasi aplikasi untuk mengumpulkan data pengguna atau menyebarkan propaganda.
Namun, ini tidak berarti bahwa hubungan antara Amerika Serikat dan layanan jejaring sosial China telah membaik. Sekretaris Pers Jen Psaki menghindari komentar lebih lanjut tentang masalah itu. Namun, dia menekankan bahwa pemerintah masih melakukan peninjauan menyeluruh terhadap "risiko terhadap data AS ... termasuk dari TikTok, dan akan menanganinya dengan cara yang tegas dan efektif." Kemudian Psaki menambahkan: "Tapi, jika kami memiliki berita untuk diumumkan, kami akan mengumumkannya, jadi saya tidak akan menganggapnya sebagai langkah baru."
