Menurut The New York Times dengan mengutip sumber yang mengetahui situasinya, AS tengah mempertimbangkan serangkaian serangan siber ke Rusia. Para pakar mengisyaratkan bahwa ini dapat terjadi dalam tiga pekan mendatang. Serangan yang dimaksud adalah respon Washington untuk Rusia karena meretas badan pemerintahannya.
Surat kabar tersebut mengatakan bahwa serangan siber ditujukan untuk Presiden Vladimir Putin serta layanan militer dan intelijen. Serangan akan dilakukan tanpa disadari dunia. Selain itu, tindakan ini akan digabungkan dengan sanksi-sanksi ekonomi.
Pemerintah AS akan memberlakukan langkah tersebut untuk membalas peretasan Rusia terhadap jaringan internet pemerintah federal AS pada Desember 2020. Saat itu, penyelundup memperoleh akses ke jaringan Departemen Keuangan AS dan Lembaga Telekomunikasi dan Informasi Nasional (NTIA), bagian dalam Departemen Perdagangan AS.
Pemerintahan AS menyalahkan Cozy Bear, grup peretas yang diyakini terhubung dengan layanan intelijen asing Rusia. Namun, Moskow berulang kali menyangkal tuduhan ini.