Hubungan diplomatik antara Rusia dan mitra Baratnya terus memburuk. Washington telah memberlakukan babak baru sanksi terhadap Rusia karena kasus Alexey Navalny. Kali ini, pinalti menyasar utang pemerintah Rusia.
Kenyataan bahwa negara-negara Barat semakin dalam menjatuhkan sanksi menunjukkan keengganan mereka untuk berhubungan baik dengan Rusia. Dengan demikian, sanksi terkait kasus Navalny akan diberlakukan di bawah Pasal Penghapusan Senjata Kimia dan Biologis dan Peperangan yang menggambarkan langkah-langkah pembatasan untuk penggunaan senjata kimia. Namun, mereka akan mulai berlaku baru pada bulan Juli.
Pembatasan tersebut disusun dalam beberapa tahap. Tahap pertama menunjukkan larangan pada persediaan senjata dan "penghentian bantuan" dari Amerika Serikat, kecuali untuk bantuan kemanusiaan darurat. Tahap kedua melibatkan sanksi yang lebih ketat setelah 90 hari jika Rusia tidak mematuhi Pasal CBW.
Dengan kata lain, paling dini bulan Juni, Washington akan melarang bank-bank AS meminjamkan uang ke badan-badan pemerintahan Rusia. Ini berarti AS akan memberlakukan sanksi pada utang negara Rusia. Namun, kebijakan tentu tidak hanya akan berdampak pada Rusia tapi juga seluruh sistem keuangan global. Obligasi pinjaman federal Rusia (OFZ) dihargai di semua indeks global utama negara-negara berkembang. Oleh karena itu, tahap kedua langkah penghukuman ASdapat memberikan pukulan besar bagi pasar berkembang.