Saham perusahaan-perusahaan brokerage Tiongkok menggelembung di tengah laporan penciptaan bursa saham baru di Beijing. Pada waktu yang sama, investor sangat khawatir akan persaingan untuk listing yang tidak terelakkan. Karena perusahaan-perusahaan Tiongkok dilarang go public atau mendaftarkan saham perusahaan di Wall Street, Beijing menawarkan para pelaku pasar sebuah alternatif, yaitu bursa saham baru di Beijing. Tiongkok berencana membangun lantai pertukaran sebagai bagian dari reformasi Bursa Ketiga atau Third Board yang baru, dalam pertaruhan untuk membantu perkembangan usaha kecil dan mendorong pendanaan ekuitas negara. Presiden Xi secara resmi mengungkapkan proyek ini ke publik.
Menurut regulator Tiongkok, Bursa Saham Beijing hanya akan melengkapi bursa-bursa di Shanghai dan Shenzhen. Bagaimanapun, para pakar khawatir akan persaingan yang semakin sengit. "Bursa saham Beijing setara dengan bursa saham Shanghai dan Shenzhen. Jika bursa saham Beijing bertahan, ketiganya akan berbagi pangsa pasar dalam pertarungan tiga pihak." Rock Jon, ekonom dan CEO PopEton menulis. Meskipun itu adalah berita bagus untuk ekonomi, tapi akan berdampak buruk bagi pasar dalam jangka pendek karena "bagaimanapun, bursa saham Beijing mengalihkan modal dari pasar Shanhai dan Shenzhen."
