Bank sentral Indonesia, Bank Indonesia, memilih untuk mempertahankan suku bunga acuannya tetap stabil selama pertemuannya pada hari Rabu, menandai keputusan berturut-turut setelah penurunan suku bunga pada bulan September.
Di bawah kepemimpinan Gubernur Perry Warjiyo, Dewan Gubernur memutuskan untuk mempertahankan suku bunga reverse repo tujuh hari pada 6,00 persen. Dewan secara konsisten menjelaskan bahwa keputusan ini sejalan dengan tujuan kebijakannya, yang bertujuan untuk menjaga inflasi dalam kisaran target 1,5 hingga 3,5 persen untuk tahun ini dan tahun depan, sambil juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pada bulan Oktober, inflasi harga konsumen menurun menjadi 1,71 persen dari 1,84 persen pada bulan sebelumnya.
Dewan menekankan perhatian terhadap fluktuasi mata uang, menunjukkan bahwa penyesuaian kebijakan di masa depan akan dipengaruhi oleh kinerja rupiah.
Ekonom Gareth Leather dari Capital Economics menyarankan bahwa Bank Indonesia kemungkinan akan melanjutkan siklus pelonggarannya setelah ada peningkatan kepercayaan terhadap stabilitas mata uang. Leather memperkirakan pemotongan suku bunga berikutnya akan terjadi pada paruh kedua tahun 2025.