Pada hari Selasa, indeks dolar naik ke sekitar 100, menandai pemulihan setelah dua hari berturut-turut mengalami penurunan, karena investor terus bergulat dengan ketidakpastian terkait perdagangan. Dolar AS juga kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang Asia, setelah tekanan jual baru-baru ini. Dolar Taiwan dan ringgit Malaysia memimpin kenaikan terbaru di kawasan ini, dengan mata uang Taiwan mencapai puncak tiga tahun pada hari Senin. Lonjakan ini telah memicu spekulasi bahwa apresiasi mata uang mungkin menjadi bagian dari upaya yang lebih luas untuk memfasilitasi negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat. Fokus investor sekarang beralih ke keputusan kebijakan moneter Federal Reserve yang akan datang. Meskipun Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, pasar akan menganalisis dengan cermat komentar Ketua Jerome Powell untuk setiap indikasi perubahan kebijakan potensial, terutama mengingat meningkatnya ketegangan tarif dan tekanan politik dari Presiden Trump untuk menurunkan suku bunga.