Lira Turki mencapai rekor terendah baru, diperdagangkan pada 38,7 per dolar AS, saat investor menilai kondisi politik dan ekonomi negara tersebut. Meskipun keputusan Partai Pekerja Kurdistan untuk menghentikan konflik bersenjatanya menandai langkah signifikan menuju penyelesaian masalah keamanan yang telah berlangsung lama, efek positifnya teredam oleh faktor eksternal. Kekuatan dolar AS, yang didorong oleh pengumuman kesepakatan pengurangan tarif 90 hari antara AS dan China, menambah tekanan lebih lanjut pada lira. Secara bersamaan, bank sentral Turki telah aktif melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan mata uang, yang mengalami penurunan signifikan pada bulan Maret setelah penangkapan Ekrem Imamoglu, Walikota Istanbul dan lawan politik utama Presiden Erdogan. Insiden ini memicu protes terbesar dalam lebih dari sepuluh tahun dan meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya ketidakstabilan politik. Akibatnya, bank sentral menaikkan suku bunga pada bulan Maret dan April serta menerapkan berbagai langkah tambahan yang bertujuan untuk mendukung lira.