Dolar Selandia Baru naik menjadi sekitar $0,594 pada hari Rabu, melanjutkan tren kenaikannya dari sesi sebelumnya, didorong oleh pelemahan dolar AS. Penurunan dolar AS ini terjadi setelah data inflasi konsumen yang lebih rendah dari perkiraan, memperkuat ekspektasi untuk kemungkinan pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve AS. Selain itu, dolar Selandia Baru didukung oleh optimisme terkait potensi penurunan ketegangan perdagangan antara AS dan China, setelah kesepakatan mereka untuk mengurangi tarif tinggi pada barang masing-masing selama 90 hari. Hal ini sangat relevan bagi Selandia Baru karena hubungan perdagangan yang substansial dengan China, yang merupakan mitra dagang terbesarnya. Di dalam negeri, ekspektasi pasar cenderung mengarah pada pemotongan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin oleh Reserve Bank of New Zealand akhir bulan ini, dengan suku bunga resmi saat ini sebesar 3,5% diperkirakan akan mencapai titik terendah 2,8% pada akhir tahun.