Pasar saham India mengalami penurunan pada Jumat pagi, dengan penurunan sebesar 204 poin atau 0,2%, membawa indeks turun ke 82.320. Penurunan ini mengganggu reli hari sebelumnya, di mana BSE Sensex mencapai titik tertinggi dalam lebih dari tujuh bulan. Penurunan ini terutama disebabkan oleh aktivitas ambil untung. Investor juga berada dalam mode menunggu dan melihat menjelang data ekonomi penting dari China, salah satu mitra dagang utama India, yang dijadwalkan rilis Senin depan. Ini termasuk metrik kunci seperti produksi industri, penjualan ritel, dan pengumuman suku bunga. Di dalam negeri, India mencatat defisit perdagangan terbesar sejak November 2024, didorong oleh kenaikan signifikan dalam impor. Meskipun demikian, perkembangan positif dalam negosiasi perdagangan antara Amerika Serikat dan India memberikan beberapa dukungan pada pasar. Sektor Nifty IT menjadi kontributor signifikan terhadap penurunan pasar secara keseluruhan, dengan indeks Nifty 50 yang lebih luas turun 0,2% ke bawah 25.050. Penurunan signifikan diamati pada saham seperti Bharti Airtel (-2,8%), IndusInd Bank (-2,7%), SBI (-1,5%), dan HCL Tech (-1,4%). Untuk minggu ini, indeks diproyeksikan akan berakhir dengan kenaikan 3,6%, pulih dari kerugian minggu sebelumnya, didukung oleh berkurangnya ketegangan geopolitik antara India dan Pakistan.