Euro telah mempertahankan posisinya di atas level $1,14, mendekati titik tertinggi dalam tiga tahun yang terakhir kali diamati pada bulan April. Hal ini terjadi ketika investor meneliti kebijakan yang semakin kontras antara European Central Bank (ECB) dan Federal Reserve Amerika Serikat. Pernyataan terbaru dari pejabat ECB telah memperkuat spekulasi bahwa bank tersebut mungkin segera menghentikan siklus pelonggarannya, memilih strategi menunggu dan melihat untuk mengevaluasi dampak tarif baru AS terhadap ekonomi. Pada bulan Mei, inflasi di Zona Euro menurun menjadi 1,9%, bertepatan dengan penurunan suku bunga kedelapan berturut-turut oleh ECB yang menurunkan suku bunga fasilitas simpanan menjadi 2%. Secara bersamaan, ekonomi Zona Euro menunjukkan ketahanan, mencapai ekspansi 0,6% pada kuartal pertama, menandai tingkat pertumbuhan tercepat sejak kuartal ketiga tahun 2022. Sebaliknya, angka inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan telah memberikan tekanan pada dolar, memicu spekulasi bahwa Federal Reserve mungkin akan memulai pemotongan suku bunga secepatnya pada bulan September. Namun demikian, ketidakpastian tetap ada, mengingat relatif kuatnya inflasi dan pasar tenaga kerja meskipun ada tantangan pertumbuhan yang meningkat akibat tarif.