Futures bensin AS telah melampaui $2,34 per galon, mencapai level tertinggi yang diamati sejak Agustus 2024, seiring dengan kenaikan di pasar energi yang lebih luas. Tren ini muncul ketika para pedagang mengantisipasi potensi reaksi dari Teheran setelah serangan udara AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Perhatian tetap terfokus pada Selat Hormuz, titik penting di mana sekitar 20% minyak mentah global melewati. Meskipun Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menyatakan bahwa semua opsi sedang dipertimbangkan, saat ini belum ada gangguan yang dikonfirmasi terhadap aliran fisik minyak. Namun demikian, Iran telah berjanji akan ada "konsekuensi abadi" untuk serangan tersebut, dan Israel terus melanjutkan aksi militernya terhadap target di Iran. Pasar sangat sensitif terhadap tindakan apa pun oleh Teheran yang mungkin menghalangi selat tersebut, karena langkah-langkah semacam itu dapat memicu kenaikan tajam harga energi global. Mengenai pasokan, Energy Information Administration (EIA) melaporkan peningkatan 209.000 barel dalam persediaan bensin AS untuk pekan yang berakhir pada 13 Juni. Namun, produksi domestik mengalami penurunan signifikan sebesar 295.000 barel menjadi 386.000, yang mengakibatkan ketersediaan bahan bakar olahan yang lebih ketat dan mendukung harga yang lebih tinggi.