Pada bulan Juni, real Brasil tergelincir melampaui 5,5 per USD, mundur dari posisi tertinggi delapan bulan sebesar 5,49 yang diamati pada 19 Juni. Penurunan ini dipengaruhi oleh ketegangan geopolitik yang diperbarui, terutama serangan AS terhadap situs nuklir Iran dan janji Teheran akan "konsekuensi yang bertahan lama." Perkembangan ini mendorong investor untuk beralih ke aset yang didenominasi dalam dolar, mengesampingkan tingkat suku bunga Selic Brasil yang masih menarik sebesar 15%. Kekhawatiran bahwa kemungkinan pembalasan Iran atau blokade Selat Hormuz dapat semakin memperketat pasokan minyak global dan memicu inflasi memicu lonjakan pembelian USD. Sementara itu, tantangan kebijakan domestik kembali muncul ketika Kongres mempertimbangkan untuk membatalkan pajak IOF, sebuah langkah yang dapat mengurangi pendapatan pemerintah sekitar R$20 miliar. Selain itu, inflasi yang terus-menerus mendekati ambang batas atas toleransi bank sentral telah menimbulkan keraguan tentang waktu pemotongan suku bunga yang diantisipasi.