Dolar Australia naik di atas $0,654 pada hari Kamis, menandai kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut. Kenaikan ini disebabkan oleh lonjakan harga tembaga, yang dipicu oleh tarif baru yang diumumkan oleh pemerintahan Trump. Tarif sebesar 50% untuk semua impor tembaga AS dijadwalkan mulai berlaku pada 1 Agustus, mendorong harga tembaga naik secara signifikan. Sebagai salah satu eksportir tembaga terkemuka di dunia, Australia berpotensi mendapatkan keuntungan. Kenaikan harga komoditas ini mendukung dolar Australia karena hubungannya yang kuat dengan pasar komoditas. Dukungan tambahan untuk mata uang ini juga datang dari kenaikan harga bijih besi dan emas, yang semakin meningkatkan mata uang yang sensitif terhadap sumber daya. Di bidang kebijakan moneter, keputusan tak terduga dari Reserve Bank of Australia untuk mempertahankan suku bunga awal pekan ini terus memberikan dukungan. Gubernur Michele Bullock menyoroti risiko inflasi yang berkelanjutan akibat biaya tenaga kerja per unit yang tinggi dan produktivitas yang lemah, memperingatkan bahwa tekanan harga mungkin melebihi perkiraan saat ini. Wakil Gubernur Andrew Hauser juga mengomentari ketidakpastian global yang meningkat, mencatat bahwa tarif baru diperkirakan akan berdampak besar pada pertumbuhan ekonomi.