Futures baja di China mencapai CNY 3,170 per ton pada bulan Juli, menandai titik tertinggi mereka dalam lebih dari tiga bulan. Kenaikan ini disebabkan oleh kombinasi dari tingkat produksi yang diperkirakan akan berkurang dan peningkatan pengeluaran publik di sektor konstruksi, yang memberikan penyeimbang terhadap kekhawatiran tentang pasar baja yang kelebihan pasokan. Sebagai tanggapan, pembuat kebijakan China telah berkomitmen untuk mereformasi kebijakan industri guna menghilangkan kapasitas berlebih, sebuah strategi yang seharusnya meningkatkan margin keuntungan untuk tungku dan pabrik baja. Pergeseran kebijakan ini terjadi di tengah krisis properti yang terus-menerus di China dan meningkatnya kebijakan perdagangan proteksionis dari negara-negara pengimpor baja utama, yang keduanya telah menekan permintaan. Sebelumnya, Baosteel, produsen baja terkemuka, memperkirakan pengurangan output nasional sebesar 50 juta ton tahun ini. Secara bersamaan, harga baja mendapatkan dukungan setelah pengumuman proyek pembangkit listrik tenaga air senilai CNY 1,2 triliun. Perkembangan ini tidak hanya meningkatkan permintaan untuk logam besi tetapi juga menunjukkan bahwa pemerintah China bermaksud memanfaatkan proyek infrastruktur sebagai cara untuk menghidupkan kembali ekonominya yang melambat dan mengurangi dampak krisis properti.