Pada bulan Agustus 2025, Jepang kembali menghadapi kenaikan nilai defisit neraca dagangnya, yang mencapai angka -242,5 miliar yen. Ini merupakan pelebaran signifikan jika dibandingkan dengan posisi pada Juli 2025, ketika defisit tercatat sebesar -117,5 miliar yen. Data terbaru ini diperbarui pada 16 September 2025 dan menunjukkan tantangan yang makin berat bagi perekonomian Jepang.
Melebarnya defisit ini mencerminkan tekanan yang meningkat dari perdagangan internasional, di mana ekspor Jepang kemungkinan mengalami penurunan sementara impor tetap tinggi, dipengaruhi oleh harga energi yang tinggi dan permintaan domestik yang kuat. Pelemahan mata uang yen yang terus berlanjut juga berpotensi memperparah kondisi ini, mengingat sebagian besar transaksi perdagangan dilakukan dalam mata uang asing.
Para analisis ekonomi memperingatkan bahwa jika tren ini tidak segera diatasi, Jepang dapat menghadapi dampak yang lebih luas terhadap pertumbuhan ekonominya secara keseluruhan. Oleh karena itu, perhatian kini tertuju pada langkah kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah dan Bank of Japan untuk menstabilkan perekonomian dan menekan laju defisit dagang ini.