Harga berjangka beras telah turun menjadi di bawah $10 per seratus pon, menandai level terendah sejak September 2018 karena ekspektasi surplus global yang besar. Kelebihan pasokan ini terutama disebabkan oleh panen yang signifikan di negara-negara pengekspor utama Asia, terutama India, yang baru-baru ini mengalami musim hujan terbesarnya dalam lima tahun terakhir. Stok di negara lain seperti China, Thailand, Indonesia, dan Vietnam juga diperkirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya musim panen baru. Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) memproyeksikan bahwa produksi beras global akan mencapai rekor 556,4 juta ton pada periode 2025-26. Mengingat perkembangan ini, pembeli mengadopsi strategi pengadaan yang lebih hati-hati, yang mengakibatkan permintaan yang lesu.