Pada Oktober 2025, Selandia Baru mengalami penurunan defisit perdagangan menjadi NZD 1,5 miliar karena pertumbuhan ekspor melampaui impor, turun dari NZD 1,65 miliar yang tercatat pada Oktober tahun sebelumnya. Terdapat kenaikan signifikan sebesar 16% dalam ekspor, dengan total mencapai NZD 6,5 miliar. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh peningkatan kuat dalam ekspor susu bubuk, mentega, dan keju, yang naik 18% menjadi NZD 2.096 juta, serta kenaikan 45% dalam ekspor buah. Pengiriman ke China melonjak 18%, Australia 14%, Amerika Serikat 5,4%, Uni Eropa 40%, dan Jepang 7,5%. Di sisi impor, terdapat peningkatan 11%, mencapai NZD 8,0 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan masuknya produk minyak bumi, pupuk, mesin mekanik, dan mesin listrik. Impor dari China meningkat 29%, sementara dari Australia naik 6,8%. Namun, impor dari Amerika Serikat dan Korea Selatan menurun masing-masing sebesar 15% dan 19%. Sepanjang tahun hingga Oktober 2025, ekspor barang tahunan mencapai NZD 79,4 miliar, sedangkan impor barang tahunan sebesar NZD 81,6 miliar. Akibatnya, defisit perdagangan tahunan menurun menjadi NZD 2,3 miliar, dibandingkan dengan NZD 9,1 miliar untuk tahun yang berakhir pada Oktober 2024.