Kontrak berjangka beras saat ini diperdagangkan sekitar $10,1 per seratus pon, mendekati level terendah sejak Februari 2019. Penurunan ini sebagian besar didorong oleh ekspektasi pasokan global yang melimpah. Antisipasi produksi global yang mencapai rekor, bersama dengan panen melimpah dari eksportir utama seperti India, Thailand, dan Vietnam, yang telah mendapatkan manfaat signifikan dari musim hujan yang kuat, berkontribusi pada tren ini. Terutama, India telah mencapai beberapa rekor produksi beras baru tahun ini, dengan produksi meningkat menjadi 150,184 juta ton, mencerminkan peningkatan sebesar 12,359 juta ton dibandingkan tahun sebelumnya, menurut Kementerian Pertanian. Prospek positif ini semakin didukung oleh Laporan Singkat Pasokan dan Permintaan Sereal terbaru dari Food and Agriculture Organization (FAO), yang dirilis pada 3 Oktober, yang memperkirakan produksi beras global untuk 2025-26 mencapai 556,4 juta ton. Angka ini merupakan peningkatan sebesar 1,0 juta ton dari perkiraan bulan September dan mewakili kenaikan sebesar 1,2% dibandingkan tahun lalu.